SMILE...^_^

Rabu, 09 Mei 2012

Understanding Quantum Entanglement ; Semua Satu Kesatuan dan Terhubung! -- By Arif Rh


Understanding Quantum Entanglement ; Semua Satu Kesatuan dan Terhubung! -- Bagian 1


Dalam suatu kesempatan in house workshop di luar kota ada salah satu peserta yang bertanya tentang bagaimana cara kerja do’a. Waktu itu saya menjawab secara teoritis dengan singkat bahwa yang namanya do’a bentuk jawabannya tetap berupa makhluk, sebagaimana rejeki meskipun dari Tuhan ya lewat orang lain. Kemudian saya lanjutkan jawaban dengan sebuah simulasi sederhana. Saya minta beliau menyalakan hapenya kemudian memilih satu nama dalam phonebook dengan kriteria sebagai berikut :
  • Nama tersebut orangnya masih hidup
  • Nama tersebut memiliki hape
  • Nama tersebut juga mengetahui nomer hape beliau
  • Nama tersebut tidak berada dalam ruangan workhsop
  • Nama tersebut tidak ada janjian untuk sms atau menelepon beliau dalam waktu ini
  • Nama tersebut kalau bisa memiliki kedekatan emosional dengan beliau
Satu nama pun telah beliau pilih, saya juga tidak tahu siapa yang beliau pilih. Kemudian saya mengajak beliau untuk rileks, menyadari keluar masuknya napas dan saya berikan beberapa kalimat penuntun. Singkat cerita “ritualnya” selesai. Apa yang terjadi? Beberapa saat kemudian hape beliau berbunyi. Dan BENAR! Nama yang dimaksud menghubungi beliau melalui sms. Kok bisa? Hue he he he.

Simulasi di atas bukan hanya sekali itu saja. Dalam kesempatan lain yang terjadi juga sama. Bahkan ada yang sms itu sampai meng-sms topik yang sesuai dengan dimaksud saat melakukan “ritual pemanggilan jarak jauh”. Jika simulasi ini dilakukan secara massal maka hasilnya berbeda-beda. Ada yang dalam beberapa detik langsung dihubungi, ada yang beberapa menit kemudian ada juga yang jedanya hitungan jam ada juga yang hitungannya hari. Faktor apa sih yang menentukan cepat lambatnya dihubungi itu? Faktor tersebut adalah KEMELEKATAN. Semakin kita “tidak melekat” terhadap hasil semakin cepat kita dihubungi oleh orang yang kita maksud, semakin melekat kita dengan hasil maka semakin lama kita dihubungi atau bahkan tidak dihubungi sama sekali. Saya tidak akan membahas soal kemelekatan ini terlalu jauh karena sudah saya jelaskan dalam note terdahulu berjudul Kunci LoA Yang Terlupakan dan note berjudul Bahaya Kemelekatan. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa do’a memiliki mekanisme yang mirip dengan simulasi hape tersebut. 

Mengapa seseorang yang jaraknya sangat jauh bisa kita “hubungi” tanpa alat bantu teknologi? Inilah yang dalam kajian Fisika Quantum disebut Quantum Entanglement. Bahwa ternyata semua partikel di alam semesta itu saling terhubung satu sama lain secara spontan tidak memperdulikan jaraknya berapapun. Dan respon satu sama lain antar partikel itu dalam waktu yang sama menunjukkan hubungan antara mereka kecepatan responnya melebihi kecepatan cahaya. Ya, semua hal di alam semesta itu hakikatnya adalah SATU dan SALING TERHUBUNG SATU SAMA LAIN. Dengan demikian konsekuensinya dalam tingkatan fisik pun demikian. Anda, saya dan kita semua manusia di alam semesta saling terhubung sama lain. Kita hakikatnya satu, ibarat udara kita hanya terpisah oleh sekat ruangan. Kita hanya nampak terpisah karena jasad / tubuh kita ini. Kita ini seperti jaringan internet raksasa yang terhubung terus menerus selama 24 jam non stop oleh satu "MAHA SERVER" dengan kecerdasan tanpa batas yang tidak pernah tidur dan tidak lupa.

Bersambung ke bagian 2 ...


Salam Entanglement 
ARIF RH -- The Happiness Consultant

Understanding Quantum Entanglement ; Semua Satu Kesatuan dan Terhubung! – Bagian 2 (Tamat)


Contoh sederhana lainnya berkaitan dengan entanglement ini adalah begini. Saya kira setiap orang pernah mengalami berjalan atau naik kendaraan lalu berpapasan dengan orang lain. Saat kita ambil ke arah kanan dia juga ambil ke arah yang sama, kemudian kita ganti ke arah yang lain ternyata dia juga melakukan hal yang sama. Lho, lho, lho, ha ha ha akhirnya tertawa bersama. Pikiran memancarkan getaran dengan frekuensi tertentu dan getaran itu merambat melalui jaringan entanglement. Jika pas ya ketemu deh he he. Jadi ya kita harus mengevaluasi fenomena yang kita sebut kebetulan. Hakikatnya ya tidak ada kebetulan. Kebetulan itu sama saja kita naruh uang di saku celana sendiri lalu lupa. Suatu saat lama sekali kemudian anda menemukan uang itu saat gak punya duit. Seneng sekali tho rasanya? Padahal ya nemu uang sendiri dan anda yang memang naruh disitu kan? Kebetulan? Ya kebetulan yang tidak kebetulan karena anda ikut terlibat dalam peristiwanya he he he.

Nah, sekarang saya akan membahas kaitan antara penentuan jam sholat dan quantum entanglement. Mohon maaf bagi yang beragama lain saya hanya bermaksud memberi contoh saja. Mengapa jam sholat dibuat seragam? Karena dengan demikian secara massal banyak manusia di beberapa wilayah secara serentak masuk ke zona entanglement bersamaan. Ibaratnya dibikin agar jam segini yuk pada on line di internet dan pada buka FB semua. Akibatnya apa? Ya itu tadi, saat kita berdo’a maka do’a tersebut bisa langsung diproses dengan cepat. Siapa tahu manusia yang menjadi jawaban do’a kita juga on line di jam tersebut. Kalau dianalogikan pake simulasi hape di awal ya pada jam yang sama semua orang diminta menyalakan hapenya agar sms bisa masuk dengan cepat. O ya saya lupa bahwa simulasi hape di awal keberhasilannya juga ditentukan tingkat rileks orang tersebut saat kita “panggil dari jarak jauh”. Nah selain sholat yang jamnya ditentukan ini saya yakin dalam agama lain ada pola serupa dimana banyak manusia didesain untuk “on line” bersama dan masuk ke zona quantum entanglement.

Lalu bagaimana fenomena santet? Ini mungkin jawaban yang tidak enak tapi ya harus saya katakan bahwa santet juga memanfaatkan fenomena quantum entanglement. Dukun santet itu pakar fisika quantum sebenarnya he he he. Lho kok begitu? Ya bukan salah entanglementnya. Ibarat pisau ya terserah kita mau dipake buat ngiris bawang atau buat bunuh orang, bukan salah pisaunya donk! Namun jangan khawatir, jika frekuensi kita bagus kita tidak akan mempan disantet. Dan sebenarnya quantum entanglement ini kalo disadari betul maka para dukun santet itu akan bertaubat. Mengapa? Simak penjelasannya di bawah ini.

Kesadaran tentang entanglement ini konsekuensinya “dalam” sekali friends, kajian soal entanglement ini sangat bersinggungan sekali dengan spiritualitas. Jika kita sudah menyadari bahwa kita sebenarnya satu maka berbagai anjuran berbuat baik apapun menjadi sangat masuk akal. Karena ketika kita berbuat baik kepada orang lain sebenarnya kita berbuat baik kepada diri kita sendiri di tingkatan quantum. Ketika kita bersedekah kepada orang lain maka sebenarnya kita sedang memberi kepada diri kita sendiri di tingkatan quantum. Kita menjadi lebih berhati-hati untuk tidak menyakiti orang lain. Why? Karena jika kita menyakiti orang lain maka ditingkatan quantum kita sebenarnya sedang menyakiti diri sendiri. Sehingga cepat atau lambat di tingkatan fisik kita akan merasakan akibat dari perbuatan kita sendiri.

Sekarang mari kita lihat fenomena sehari-hari. Siapa di antara kita yang doyan sekali nonton infotainment? Siapa di antara kita yang doyan sekali menggunjingkan keburukan orang lain? Jika kita menggunjingkan keburukan orang lain ya sama saja penjelasannya dengan uraian di atas. Saat bergunjing kita sebenarnya sedang membicarakan keburukan diri sendiri di tingkatan quantum. Akibatnya? Yang saya amati kita akan mengalami hal yang sama sebagaimana orang yang kita gunjingkan. Itulah sebabnya dalam aturan agama apapun dan dalam aturan keyakinan moral manapun bergunjing itu ya enggak baik. Nah sekarang setelah mengetahui ini masihkah kita hobi nonton infotainment? Saya gak bisa melarang, terserah anda. Tapi ya ingat konsekuensinya. Yang jelas dengan menyadari adanya quantum entanglement ini saya mengajak anda semua untuk berbuat baik kepada orang lain sebanyak-banyaknya. Sampai jumpa dalam note selanjutnya.

Tamat

Salam Entanglement
ARIF RH -- The Happiness Consultant

3 komentar:

  1. tulisan yang mencerahkan, terima kasih

    BalasHapus
  2. tulisan yang mencerahkan, terima kasih

    BalasHapus
  3. terimakasih, artikel yang sangat baik dan bermanfaat..semoga tetap seperti ini seterusnya

    BalasHapus