SMILE...^_^

Selasa, 08 Mei 2012

MEMBUAT BUKU IMPIAN ; MENYULITKAN ATAU MEMUDAHKAN HIDUP? - By Arif RH


MEMBUAT BUKU IMPIAN ; MENYULITKAN ATAU MEMUDAHKAN HIDUP? - Bagian 1


Saya yakin sebagian besar orang sudah tahu apa itu impian. Secara gampang impian diartikan sebagai satu hal atau banyak hal di masa mendatang yang ingin diraih. Buku yang isinya daftar target kita. Lalu buku impian itu apa? Buku impian adalah sebuah buku yang dibuat sebagai sarana untuk menuliskan atau menempelkan gambar-gambar terkait dengan hal-hal yang diinginkan itu. Buku impian ini  memudahkan kita untuk memvisualisasikan atau mengimajinasikan keinginan-keinginan kita tersebut.

Saya diberitahu tentang buku impian ini pada tahun 2003. Katanya kunci sukses itu HARUS MEMBUAT BUKU IMPIAN. Mengapa? Karena banyak orang tidak sukses karena mereka tidak punya impian. Mereka tidak tahu akan kemana mereka menuju. Ibarat pemain bola mereka tidak punya gawang di lapangan tempat mereka bermain. Iya juga ya? Saya akhirnya baru sadar bahwa sebenarnya sejak SD-Kuliah saya sudah melakukannya. Ya, prestasi akademik saya tergolong sangat baik. Waktu SD saya selalu rangking pertama karena dididik oleh ayah saya untuk punya target. Demikian juga SMP dan SMA. Waktu SMA, kelas 1 tepatnya prestasi saya jatuh karena tidak bikin target ini. Nah waktu kuliah nilai-nilai IPK saya bagus bahkan beberapa kali tertinggi satu angkatan. Jurusnya ya menuliskan impian / target ini.

Karena pengalaman saya di masa studi saya terbiasa menuliskan target maka tahun 2003 ketika saya diberitahu konsep buku impian saya bisa menerimanya. Karena sudah saya buktikan selama ini tentang kekuatan menuliskan target dalam hidup. Kurangnya saya dulu tidak melibatkan unsur gambar. Buku impian yang baik katanya harus ada unsur gambarnya dan akan lebih dahsyat hasilnya. Apa saja yang saya inginkan waktu itu? Yang utama saya tempel di buku tersebut foto ayah dan ibu saya. Saya ingin membahagiakan mereka. Kemudian saya tempel gambar mobil-mobil mewah, gambar rumah mewah yang sangat luas sekali. Gambar motor mewah. Gambar tumpukan uang yaitu penghasilan saya ratusan juta sebulan. Bahkan gambar pesawat pribadi !!! Dan sebagainya. Tentunya di sebelah setiap gambar itu saya menuliskan juga tanggal tanggal dan tahun kapan saya mencapainya.

Setiap hari saya selalu membuka buku impian itu. Terutama saat malam hari atau saat dinihari ketika saya sholat tahajjud / sholat hajat. Saya juga menempelkan gambar-gambar serupa di dinding kamar kost saya. Juga memajangnya di wallpaper komputer saya. Saya melakukan persis sebagaimana yang disampaikan mentor-mentor saya yang sukses kelas berat itu. Kalau mereka bisa dan melakukan ini, maka saya yakin kalo saya mengikuti jejak mereka pasti hasilnya sama. Terus dan terus saya lakukan secara konsisten. Berbagai buku dan video seminar motivasi dan tentunya berbagai pelatihan saya ikuti. Isinya sama. Kalau ingin sukses, BUAT BUKU IMPIAN !!!

Memang energi buku impian ini besar sekali. Sehingga action saya gila-gilaan. Bahkan sampai lupa istirahat. Tidur aja kebayang-bayang impian-impian itu, kadang gak bisa tidur, kadang terbawa masuk ke dalam mimpi. Luar biasa !! Dan pencapaian saya waktu itu dahsyat dalam bisnis yang saya jalani itu. Wah wah keren ini buku impian. Saya pun menularkan konsep buku impian ini kepada siapa saja. Bukan hanya kepada mitra bisnis tapi juga kepada semua saja agar hidup mereka berubah drastis.

Dua tahun berlalu. Dengan energi buku impian itu saya terus action dengan kombinasi antara kerja keras dan kerja cerdas. Action saya tambah hebat ketika saya menambahkan unsur dendam di situ. Ya waktu itu saya ditinggal oleh orang yang saya cintai, dia menikah dengan pria lain lebih mapan. Saya tempel foto dia di buku impian saya. Saya tulis. Saya akan buktikan bahwa kamu menyesal telah mencampakkan saya !!! Waktu terus berlalu. Dan mulai terdapat keanehan. Semua pencapaian saya yang naik semuanya menjadi turun. Padahal action saya semakin keras. Bukan hanya itu, segala sesuatu sepertinya sangat sulit diraih. Dan masalah mulai bermunculan disemua aspek. Bahkan saya mulai terlilit yang namanya hutang. Kata mentor-mentor saya, itulah namanya perjuangan. Itulah jalan yang wajib dilalui orang sukses. Dengan arahan-arahan itu saya terus maju. WINNERS NEVER QUIT !! Orang yang akan menang tidak akan berhenti sebelum sukses. Majuuuuu !!! Action saya tambah keras, namun anehnya hidup saya semakin menderita. Saya mulai merasakan kehidupan ini sangat sulit untuk dijalani.

Bersambung ke bagian 2 ...

Salam Hakikat ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)

MEMBUAT BUKU IMPIAN ; MENYULITKAN ATAU MEMUDAHKAN HIDUP? - Bagian 2


Waktu terus berlalu. Ternyata kondisi kehidupan saya semakin memburuk, terutama dari aspek finansial. Akhirnya saya banting stir dan tidak meneruskan bisnis yang saya jalani itu. Saya sekitar 2 bulan bekerja di sebuah lembaga pendidikan karakter. Tapi karena tidak dibayar, semua karyawan keluar, termasuk saya. Singkat cerita saya bekerja di sebuah lembaga pendidikan dan sambil nyambi membuka jasa analisis data statistik. Dari situ saya berfokus untuk menutup hutang-hutang saya sedikit demi sedikit. Saya terbantu dengan keahlian saya dalam hal statistik, dan duitnya lebih gede dari pekerjaan reguler saya waktu itu. Dan ngomong-ngomong, saya mulai melupakan buku impian saya. Ah bullshit !!!! Saya gak pake gitu-gituan lagi ah. Saya kemudian selama beberapa bulan menjalani kehidupan “apa adanya”, tanpa buku impian dan target. “Sesuk ya dipikir sesuk. Utang rampung dhisik.

Ternyata tanpa target  kehidupan saya terasa ada yang kurang. Sudah biasa bermimpi tinggi lalu “hidup dengan tidak punya impian”. Serasa,”hampa”. Suatu hari saya buka-buka lagi buku impian saya itu. Namun beda halnya dengan dahulu, setelah beberapa bulan tidak membaca buku impian saya itu saat membaca lagi hampir bisa dikatakan biasa saja rasanya. Bahkan dalam hati mengatakan, ah ini masa lalu. Dan nyatanya semua yang aku tulis di sini gak ada yang jadi kenyataan. Padahal dulu kalo buka buku impian semangat saya langsung bangkit. Tahun 2006-2007 itu saya mengalami kegalauan soal hidup. Penghasilan yang standar, kerja kadang pulang larut malam dan tidak punya tabungan. Ini sudah mending siy udah gak pusing mikir utang. Namun saya ingin hidup saya lebih baik. Terutama punya tabungan cukup banyak untuk menikah dan sebagainya.

Sambil menjalani pekerjaan saya di lembaga pendidikan itu ternyata ada sebuah ide. Ya, saya dengan sahabat saya yang saat itu satu kantor punya ide untuk membuat sebuah lembaga pelatihan. Modalnya? Ya pengetahuan selama 3 tahun di bisnis yang pernah kami jalani bersama waktu dulu itu. Wah ide bagus juga. Oke mari kita garap. Dan setiap jeda istirahat kerja selama 30 menit kami mulai menawarkan ke sekolah-sekolah baik SMP dan SMA. Apa yang terjadi? Kami banyak sekali di tolak. Ya, program kami dinilai tidak lazim. Waktu itu program kami adalah untuk pelajar yaitu bagaimana strategi untuk meningkatkan prestasi di sekolah terutama sukses menghadapi ujian nasional. Alasan kami waktu itu adalah kami sendiri udah terbukti cukup bagus dalam prestasi studi. Bahkan ada beberapa sekolah kami tawari training gratis juga gak mau. Ha ha ha ha … kasihan sekali kita. Waktu melakukan penawaran ini saya juga gak pake target atau buku impian. Yah jalani saja yang ada.

Nah, pada suatu titik karena kita terus menerus menawarkan akhirnya ada satu sekolah yang goal. Jujur bayarannya sangat sedikit sekali waktu itu. Training 4 jam cuman 500 ribu kalo gak salah. Buat kas 200 ribu, 300 ribu dibagi dua antara saya dengan rekan saya. Jadi masing-masing dapet 150 ribu. Bayarannya kecil kan? Namun anehnya saya semangat sekali. Saya merasa tidak dibayar kecil. Saya sangat menikmati proses dimana saya memotivasi banyak orang. Saya enjoy berbicara di depan ratusan orang. Di bisnis yang dulu pernah saya jalani ya kerjaan saya mirip-mirip begini yaitu berbicara di depan ratusan bahkan ribuan orang.

Nah “gara-gara” satu sekolah itu ternyata “gethok-tular”. Karena si ibu kepala sekolah tersebut merasa apa yang kami berikan sangat memuaskan beliau “rasan-rasan” alias cerita cerita kepada sekolah lainnya. Dan mulai tuh kami menerima panggilan sebagai motivator untuk adik-adik pelajar. Tarif untuk jasa pelatihan kami mulai naik. Kami berterima kasih kepada si ibu kepala sekolah yang tidak cerita-cerita soal harga yang 500 ribu itu sehingga kami bisa menaikkan harga. Cuman naik 100-200 ribu siy. Tapi yang benar-benar sekarang menjadi perhatian saya adalah kenapa saya semakin mencintai dunia pelatihan ini? Bahkan saya TIDAK PERDULI MAU DIBAYAR ATAU TIDAK. MAU KECIL BAYARANNYA GAK MASALAH ! Ini aneh. Padahal saya tidak menggunakan buku impian atau buku target. Darimana energi saya ini? Padahal waktu itu kami masih nyambi kerja di lembaga pendidikan dan saya masih nyambi buka analisis data statistik yang bayarannya gede. Tapi mengapa dunia training ini bikin saya bergairah ya? Saya akhirnya harus jujur kepada diri sendiri, I LOVE “DUNIA TRAINING”!!

Bersambung ke bagian 3 ...

Salam Hakikat ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)

MEMBUAT BUKU IMPIAN ; MENYULITKAN ATAU MEMUDAHKAN HIDUP? - Bagian 3


Karena permintaan untuk memberikan pelatihan mulai banyak, saya mulai dilanda kebimbangan. Apakah saya mau terjun 100% total di dunia training atau masih mempertahankan pekerjaan saya di lembaga pendidikan ini? Hingga suatu waktu ada sebuah deal project pelatihan selama dua hari yang nilainya sangat besar bagi saya dan rekan waktu itu. Ini delapan kali lipat gaji saya di lembaga pendidikan selama sebulan, kenapa saya tidak berani total?, pikir saya. Akhirnya saya mantap memutuskan, oke saya mengundurkan diri dari pekerjaan saya dan fokus hanya di dua hal yaitu pelatihan dan jasa analisis data statistik. Dan bisnis jasa analisis statistik itu pun setelah 3 bulanan saya lepas dan saya fokus total di dunia pelatihan. Sementara rekan saya masih bertahan 2 bulan lagi karena beberapa alasan teknis yang saya kira tidak perlu untuk saya uraikan di sini.

Saya itu tahun 2007 jadi trainer ini modal nekad. Kagak ngerti NLP, hypnosis atau “tethek bengek” dan semacamnya. Mudeng NLP dan Hypnosis dan semacamnya ya mulai ikut-ikut training soal itu mulai tahun 2009 an. Jadi di awal-awal saya banyak belajar secara otodidak melalui buku, modal pengalaman hidup sendiri. Saking seriusnya dengan profesi ini koleksi buku saya waktu kuliah yang isinya filsafat, metode penelitian dan statistik saya jual semua kepada rekan saya yang jadi dosen waktu itu. Buku sebanyak dua kardus  besar diborong sama dia. Uangnya saya belikan buku-buku motivasi untuk pengembangan diri. Nah dari buku-buku yang saya beli ini ternyata kebanyakan juga isinya sama, yaitu MILIKI IMPIAN dan BUAT BUKU IMPIAN. Ah ini sama dengan dulu itu. Tapi apa salahnya saya coba lagi. Mungkin dulu itu ada yang salah sehingga buku impian saya isinya belum ada yang terwujud.

Lalu bagaimana hasilnya? Saya beberapa kali membuat impian dan target pribadi. Saya sudah membayangkan target itu, melakukan visualisasi dan sebagainya kayak di buku-buku. Namun bisa dikatakan 80% sering meleset ! Dan yang aneh justru kadang yang tidak ditargetkan dan tidak dikejar malah tercapai atau datang sendiri. Ah mungkin saya yang kurang total dalam action dan implementasinya. Namun mengapa ini terjadi berulang-ulang? Saya amati sampai awal tahun 2009 juga demikian. Saya mulai curiga jangan-jangan ada yang keliru ini. Hingga pada suatu hari saya membaca ulang sebuah buku yang sudah lama saya beli karya pak Adi. W. Gunawan yang berjudul “Kesalahan-kesalahan Fatal Dalam Mengejar Impian”. Disebutkan dalam buku itu bahwa kita akan mengalami percepatan dalam hidup jika sudah menemukan passion kita. AHA INI DIA !!!

Apa itu passion? Sederhananya passion adalah aktivitas yang memiliki beberapa ciri berikut ini :
  • Kita menyukai pekerjaan atau aktivitas tersebut
  • Kita mau melakukan pekerjaan atau aktivitas tersebut meski tidak dibayar
  • Kita merasa mudah melakukannya, sedangkan orang lain merasa sulit
  • Semakin sering kita melakukannya, semakin baik kita dalam bidang itu
  • Kita sering dipuji orang karena melakukannya
  • Kita selalu bersemangat ketika membicarakan pekerjaan atau aktivitas tersebut
  • Kita selalu memiliki energi yang besar saat melakukan pekerjaan atau aktivitas tersebut
  • Kita sering lupa waktu saat melakukan pekerjaan atau aktivitas tersebut
  • Kita merasa puas ketika melakukan pekerjaan atau aktivitas tersebut
  • Kita merasa bahagia dan pede saat melakukan pekerjaan tersebut
  • Kita mudah mempengaruhi orang lain dalam pekerjaan atau aktivitas tersebut
Dari semua ciri-ciri tersebut saya cek semua tandanya ada pada profesi yang sedang saya jalani saat ini. Kemudian saya merubah niat dalam diri saya. Meskipun saya membuat impian dan target saya tidak perduli lagi dengan tercapai atau tidaknya target-target itu. Saya tidak lagi khawatir dan cemas mau tercapai mau tidak yang penting I LOVE THIS JOB !! I WILL DO MY BEST !! Saya hanya fokus pada passion saya. Saya jalani profesi saya sepenuh hati, apa adanya. Fokus kepada wadah, bukan fokus kepada isi. Karena jika “wadah kita” sudah siap, “isinya” akan datang sendiri.

Bersambung ke bagian 4 ...

Salam Hakikat ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)


MEMBUAT BUKU IMPIAN ; MENYULITKAN ATAU MEMUDAHKAN HIDUP? - Bagian 4 (Tamat)


Lalu apa yang terjadi ketika saya tidak lagi fokus kepada impian-impian saya yang ada di buku dan lebih fokus pada menikmati prosesnya? Keajaiban banyak sekali terjadi di segala aspek. Semua terasa dimudahkan dan didekatkan. Bahkan yang tidak ditargetkan malah datang menghampiri. Dan soal bayaran? Ini suatu keajaiban yang sudah saya buktikan sendiri. Ketika dulu saya fokus pada keinginan / impian dibayar mahal malah lebih sering dibayar murah. Ketika saya tidak perduli lagi soal bayaran, saya fokus kepada pelayanan, mau dibayar murah atau mahal saya berikan yang terbaik, mau gak dibayar pun demikian juga dan entah mengapa kemudian orang-orang membayar saya mahal. Bahkan lebih mahal dari apa yang saya bayangkan. Sehingga saya sangat menyayangkan mereka-mereka yang menakar kualitas kerjanya dengan gaji yang diterimanya. Lebarnya senyum mereka sebagai frontliners disesuaikan dengan banyaknya gaji. That’s wrong !!! Berkerjalah melampaui gaji atau penghasilan kita maka kehidupan akan memberikan lebih dari yang kita minta. Hanya “wadah yang besar” yang bisa menampung “isi yang banyak”.

Dari situ saya menyimpulkan ternyata ada cara untuk mencapai keberhasilan TANPA BEKERJA KERAS. Lho kok bisa? Ya bisa. Caranya? CINTAI APAPUN PEKERJAAN KITA. Karena ketika orang masih merasa bekerja keras, itu tanda ia belum mencintai pekerjaannya. Sekarang saya ilustrasikan begini. Kalau anda saya minta untuk memikirkan wanita yang TIDAK ANDA SUKAI baik “luar” maupun “dalam” SELAMA 8 JAM saya kira anda HANYA AKAN MEMIKIRKANNYA SESUAI INSTRUKSI, yaitu 8 jam bahkan BISA JADI KURANG DARI ITU atau BAHKAN ANDA OGAH SAMA SEKALI. Namun jika anda saya minta memikirkan wanita yang SANGAT SANGAT ANDA SUKAI selama 8 jam, anda dengan SUKA RELA MEMIKIRKANNYA LEBIH DARI 8 jam dan ANDA TIDAK MERASA TERBEBANI. Orang yang mencintai pekerjaannya AKAN BEKERJA MELAMPAUI RATA-RATA ORANG TANPA IA SADARI. Dan inilah yang menyebabkannya BERHASIL. Orang yang mencintai pekerjaannya tidak menyadari bahwa ia telah bekerja keras.

Lalu, bagaimana dengan soal buku impian? Perlu atau tidak sih? Soal perlu atau tidak semua kembali kepada anda, situasi dan kondisinya. Bila anda membuat buku impian namun tidak diiringi dengan menemukan PASSION anda maka buku impian hanya menyulitkan dan membebani hidup anda. Hanya akan menimbulkan KEMELEKATAN TERHADAP KEINGINAN yang menyebabkan penderitaan dalam hidup anda. Menyebabkan pikiran anda SELALU ADA DI MASA DEPAN dan MELEWATKAN SAAT INI. dan ini sangat fatal. Kadang yang dilupakan para pembuat buku impian adalah lupa IMPIAN itu BUTUH WADAH yaitu KESIAPAN dan KEPANTASAN DIRINYA.

Kalau anda bertanya, lha pak Arif Rh ini sekarang punya buku impian tidak. Jujur TIDAK !!!  Mengapa, saya sekarang lebih waspada kepada getaran pikiran dan perasaan. JANGAN TERTIPU DENGAN EFEK SEMANGAT YANG MENGGEBU-GEBU GARA-GARA BUKU IMPIAN. Ini action yang dilatari energy level rendah. Saya amati yang justru harus dicermati BUKAN SOAL PERLU BUKU IMPIAN ATAU TIDAK. Yang harus dicermati adalah APA YANG KITA RASAKAN ATAS BUKU IMPIAN ITU !! Begini, ternyata ketika saya memiliki buku impian justru perasaan saya TIDAK ENAK. Apalagi ketika melihat tanggal dan target yang tertulis di situ malah menimbulkan perasaan PESIMIS atau sebaliknya TERLALU OPTIMIS. Aih aih aiiih !!!, ini bagi saya sangat gawat.

Sebagaimana anda tahu perasaan DAMAI lah yang seharusnya kita miliki selama menuju sebuah impian. Akhirnya saya buang semua buku impian itu. Kalaupun ada keinginan saya hanya inginkan sepintas saja. Mengapa? Hal ini sudah saya uraikan dalam note sebelumnya yaitu MENGKAJI ULANG MAKNA DO’A. Ini terkait bagaimana alam semesta bekerja. Bagi anda yang perasaannya tetap DAMAI  dengan memiliki buku impian ya silahkan diteruskan saja. Namun jika impian-impian itu membuat anda TERLALU TEROBSESI atau CEMAS dan KHAWATIR atau bahkan TERLALU YAKIN YANG BERLEBIHAN maka itu adalah sebuah tanda bahwa buku impian itu akan menjadikan NERAKA dalam hidup anda. Demikian note saya kali ini. Ambil yang bermanfaat, buang yang tidak bermanfaat, sampai jumpa dalam note selanjutnya.

Tamat.

Salam Hakikat ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)

2 komentar:

  1. wow, keren..
    sangat memotivasi sy nih, thanks notenya..

    BalasHapus
  2. Luar biasa,bagus sekali note nya
    Pokonya.. Jempol.. :-)

    BalasHapus