SMILE...^_^

Senin, 28 Maret 2011

TERAPI ISTIGHFAR



“Sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku dua keselamatan bagi umatku. Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka dan Allah tidak akan mengazab mereka sedang (mereka) beristighfar (minta ampun), bila aku (Nabi Saw) pergi (tiada) maka aku tinggalkan bagimu istighfar sampai hari kiamat.” (HR. Tirmidzi) 

Sahabat Pema’af, Istighfar adalah teknik kunci untuk mengosongkan atau membersihkan hati dari limbah yang tidak perlu. Istoghfar adalah mohon ampun kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Istighfar itu sangatlah penting, sebab selain akan membersihkan hati dan menjadikan jiwa sebagai Nafsul Muthmainnah, maka beristighfar pun secara otomatis akan mengaktifkan berbagai mutiara hati yang bersemayam di dasar samudera jiwa. “Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dengan istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus.” (HR. Ath-Thabrani)

Selain itu, mengenai Istighfar ini Rosulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang selalu beristighfar maka Allah akan memberinya kelapangan dalam setiap kesempitannya, dan Allah akan membukakan jalan dari kesusahannya serta Allah akan memberinya rezeki dari yang tidak di sangka-sangka." (HR. Abu Daud & Ibnu Majah)

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jika mendapat masalah yang cukup berat, solusinya adalah dengan memperbanyak istighfar. "Jika masalah yang saya hadapi mengalami kebuntuan (sulit menemukan solusinya), saya beristighfar kepada Allah sebanyak seribu kali. Allah pun memberikan saya jalan keluarnya." Itulah pengakuan dari seorang ulama besar yang menjadi guru dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Itu sebabnya, di Al-Quran kita disuruh untuk bersegera beristighfar kepada ALLAH. Karena sesungguhnya istighfar itu adalah PINTU hadirnya rahmat dan karunia dari ALLAH SWT.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. 3:133-134)”

“Seorang yang berbuat dosa lalu membersihkan diri (wudhu atau mandi), kemudian ia shalat dan memohon pengampunan Allah maka Allah akan mengampuni dosanya. Setelah berkata demikian Rasulullah mengucapkan firman Allah surat Ali Imran ayat 135: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji mereka itu sedang mereka mengetahui."”(HR. Bukhari dan Muslim)

Istighfar adalah salah satu bentuk dzikir atau dzikrullah yang sangat sering dilakukan oleh Rosulullah saw. Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar menghitung dzikir Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dalam satu kali majelis (pertemuan), beliau mengucapkan 100 kali (istighfar dalam majelis): “Ya Rabb, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang.” (HR Abu Dawud)

Berapa banyak kita harus beristighfar setiap harinya tidaklah ditentukan oleh Rosulullah saw, tetapi kalau kita perhatikan keterangan di atas sebelumnya maka jika memungkinkan dalam sehari itu kita beristighfar minimal 100 kali dan jika sedang memiliki masalah yang cukup berat maka kita bisa meniru perilaku dari Ibnu Taimiyah yang beristighfar sebanyak 1000 kali. Namun intinya, semakin banyak kita beristighfar atau melakukan dzkir istighfar dengan sepenuh hati maka tentunya akan semakin membantu kita untuk membersihkan jiwa kita dari berbagai limbah dosa yang pernah dan sedang kita lakukan, ”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab ayat 41)

Istighfar ini memang dahsyat, ia mampu menjadi washilah agar kita keluar dari berbagai problema kehidupan kita. Atas kehendakNya, maka Istighfar bisa membantu kita keluar dari berbagai kesempitan hidup yang tengah kita rasakan. Banyak sekali kesempitan hidup yang kini mungkin saja sedang kita rasakan, beberapa diantaranya :
1.    Hidup tidak tenang alias sering gelisah
2.    Waswas
3.    Trauma
4.    Tidak percaya diri
5.    Dikelilingi oleh orang-orang yang menjengkelkan
6.    Grogi ketika berbicara di depan umum
7.    Grogi kalau menjadi imam
8.    Kurang beriman dan sering ragu atas kekuasaan dan pengaturan Allah atasnya
9.    Emosi tidak stabil
10.    Sering dizalimi oleh orang lain bahkan oleh orang yang sama berkali-kali
11.    Musuhan menahun
12.    Pernikahan tidak harmonis
13.    Mudah tergoda oleh pria/wanita lain
14.    Jatuh cinta mendalam pada orang yang tidak pas dan tidak jelas
15.    Sering bermaksiat
16.    Banyak hutang dan sulit melunasinya
17.    Dimusuhi banyak orang dengan alasan yang tidak jelas
18.    Plin-plan alias tidak tegas
19.    Susah memiliki anak atau keturunan
20.    Susah dapat kerja
21.    Susah kaya padahal sudah berusaha dan tawakkal
22.    Susah khusyu sholatnya
23.    Susah dipercayai orang
24.    Berwajah gelap atau aura tertutup
25.    Mudah sakit, seperti mudah masuk angin, maag, asma, migrain, sakit kepala utuh, dan alergi kulit
26.    Rejeki seret dan terasa mampet
27.    Harta yang tidak berkah
28.    Anak sulit diatur
29.    Pasangan tidak mencintai

Mari kita OBATI berbagai kesempitan hidup yang membuat dada ini terasa sempit dan sesak dengan melakukan dzikir ISTIGHFAR dengan tulus dan sepenuh hati. OBATI dengan tOBATi.

Kisah berikut, insya Allah akan membuat Anda semakin yakin bahwa berISTIGHFAR akan membuat Anda keluar dari berbagai permasalahan hidup Anda. Insya Allah.

“Dikisahkan, ketika Rasulullah saw sedang berkumpul dengan sejumlah sahabatnya di masjid, masuklah empat orang laki - laki. Masing - masing datang membawa masalah yang ingin disampaikannya kepada Rasulullah saw. Orang pertama mengeluh karena di daerahnya sudah lama tidak turun hujan. Rasulullah saw menasehatinya, "Beristighfarlah!" Orang kedua mengeluh karena sudah lama menikah, tapi belum juga memperoleh keturunan. Rasulullah saw menasehatinya, "Beristighfarlah" Orang ketiga mengeluhkan kesulitan ekonominya. Rasulullah saw kemudian menasehatinya, "Beristighfarlah!" Orang keempat mengeluhkan tanah pertaniannya yang sudah tidak subur lagi. Lagi - lagi Rasulullah saw menasehatinya, "Beristighfarlah!" Abu Hurairah yang saat itu ada bersama mereka terheran - heran, kemudian ia bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa kesulitannya banyak, tetapi obatnya satu?" Beliau kemudian menjawab, "Simaklah firman Allah dalam surah Nuh (71) ayat 10 - 12, 'Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya
Dia akan mengirimkan Hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak - anakmu, dan mengadakan untukmu kebun - kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai – sungai.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Rosulullah saw mengajarkan kepada kita beristighfar, dan lafadz istighfar itu sangatlah banyak. Mulai dari “Astaghfirullahal ‘Azhim” atau di tambah kalimat “wa atuubu ilaiih” sampai dengan Penghulunya Istighfar atau Rajanya Istighfar.

Mengenai penghulu/raja istighfar ini dijelaskan dari Syaddad Ibnu Aus Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Permohonan ampunan (istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba yang membaca “Allahumma Anta Robbii, Laa ilaaha illaa Anta kholaqtanii, wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa ‘ahdika, wawa’dika mas tatho’tu, abuu u laka bin ni’mati, wa abuu u laka bi zambii, faghfirlii, fainnahuu laa yaghfiruz zunuuba illaa Anta.    (artinya = Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan diriku, aku hamba-Mu, aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan perjanjian-Mu selama aku mampu, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat, aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah aku, sebab tiada yang akan mengampuni dosa." (H.R. Bukhori)

Kamis, 24 Maret 2011

bunganya dari pohon kenari mulai bermekaran, tanda saatnya winter pergi
24 Maret 2011 jam 7 pagi  ...  Amman-Jordan




Sebetulnya, gelap itu hadir karena ketiadaan cahaya. Dingin itu hadir karena ketiadaan hangat. Benci itu hadir karena ketiadaan cinta. Dan iblis itu hadir karena ketiadaan cahaya Allah di dalam jiwa. So, jangan salahkan Allah yang telah menciptakan iblis, tapi tanyakan diri ini "Mengapa kita lari dari cahaya-Nya?"






by;Kang Zain

MASALAH itu bukanlah MILIK Anda, ia hadir hanya sebagai TITIPAN dr ALLAH utk Anda

lorong pertokoan di pagi hari , masih belum pada buka ^_^
di jalan Al-Gardenz, Amman,  Jordan
24 Maret 2011 jam 8 pagi




MASALAH itu bukanlah MILIK Anda, ia hadir hanya sebagai TITIPAN dr ALLAH utk Anda. Itu sebabnya dilarang keras utk merasa memiliki masalah. Kalau Anda memiliki masalah mk Anda akan menyatu dgn masalah, sehingga Anda adalah masalah dan masalah adalah Anda. Tp kalau Anda meyakini bahwa masalah itu hanya titipan, mk Anda sejak awal sudah terpisah dr masalah, dgn kata lain Anda bukanlah masalah dan masalah bukanlah Anda.




Setiap orang punya masalah. "Orang Jahil" menjadikan masalah sebagai alasan untuk lambat bertindak, sedangkan "Orang Adil" menjadikan masalah sebagai lecutan dariNya agar ia bergerak lebih cepat dan fokus menuju sasaran yang diridhoiNya. Masalah jadi masalah karena kita selalu mempermasalahkannya. Daripada mencari siapa yang salah, lebih baik mencari apa yang salah, lalu bertaubatlah.




by; Kang Zain

Rabu, 23 Maret 2011

Keutamaan Menggunakan Siwak Dibanding Sikat Gigi


Siwak atau pembersih gigi, adalah sebatang kayu yang berasal dari pohon “Arok” (pohon-pohonan yang banyak tumbuh di wilaya Timur tengah), sering kali dijumpai oleh para jama’ah Haji atau jama’ah Umrah di Kota Makkah Maupun Madinah Al-Munawwarah. Sayang sekali banyak dari para Jama’ah tersebut tidak membeli dan menjadikan siwak sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat, padahal dengan memakai Siwak, bukan saja telah menjalankan sunnah Rasul, dibalik itu justru manfaatnya sangatlah luar biasa.
Nabi Muhammad SAW, selalu memakai siwak ketika hendak berwudhu, sholat, membaca Al-Quran dan dalam hal-hal kebaikan lainnya termasuk hendak tidur dan bangun dari tidur. Bahkan di detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW, beliau mencari dan menggunakan Siwak.
Siwak memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits:
“Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)
“Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak.” (HR. Ahmad)
Siwak bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berguna untuk menjaga kesehatan. Para ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan efek menakjubkan siwak terhadap mulut: dalam satu kali penggunaan, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak mencegah caries (gigi berlubang), menguatkan gusi, dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Tunisia dan negara-negara lainnya sudah mulai memproduksi pasta gigi berbahan dasar siwak.
Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan yang bernama Rudat, direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam tulisannya itu ia berkata,
“Setelah saya membaca tentang siwak yang biasa digunakan Bangsa Arab sebagai sikat gigi, sejak saat itu pula saya mulai melakukan pengkajian. Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.”
Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah.
Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil.
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis.

Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak

Hasil penelitian oleh Al-Lafi dan Ababneh (1995) terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
  • Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
  • Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
  • Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
  • Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
  • Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Menurut laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.
Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan.
Dalam penemuan ini terdapat dua mukjizat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mukjizat pertama, yaitu manfaat-manfaat yang tampak pada siwak. Dengan ini, berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang pertama yang memerintahkan melindungi mulut dari berbagai macam penyakit. Mukjizat kedua, yaitu bagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bisa mengetahui dari sekian juta jenis pohon-pohonan, bahwa pohon siwak (saludora persica) mengandung banyak manfaat bagi manusia?

Waktu-waktu Disunnahkannya Bersiwak

Bersiwak disunnahkan di setiap saat, bahkan ketika berpuasa disepanjang harinya, dan menjadi sunnah muakadah pada waktu akan beribadah.
Adapun waktu-waktu yang disunnahkan secara muakkad untuk bersiwak diantaranya:
  1. Setiap akan Berwudhu,
    “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan Muslim)
  2. Setiap akan melakukan shalat,
    “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim)
  3. Setiap Bangun Tidur,
    “Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak” (H.R. Bukhori). Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.
  4. Setiap akan Masuk Rumah.
    Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)
  5. Ketika hendak membaca Al Qur’an.
    Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak. Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri di belakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya di atas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayat pun kecuali berada di rongganya malaikat” (HR. Baihaqy)

Lantas, bagaimanakah cara menggunakannya?

Orang menggunakan siwak dalam bentuk batang atau stick kayu dengan cara:
  1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.
  2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
  3. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
  4. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus.
  5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.
Dalam sebuah Hadist dikatakan bahwa, Rasulullah SAW bersiwak dengan kayu arok, dan memulainya dari pertengahan, lalu kearah kanan lalu kekiri, demikian diulangi. sebanyak 3 X. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu Siwak (kayu arok atau sejenisnya) hendaklah dicuci. Siwak hendaklah disimpan posisi berdiri, jangan disimpan diatas tanah. Jika Siwak itu kering, sebaiknya direndam dengan air terlebih dahulu. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa dipakai untuk menggosok gigi hingga akhir masa.


Nah loe, begitu banyak faedah dan manfaatnya. Lalu, masihkah Anda meragukan siwak? :)
Di Indonesia, berhubung siwak itu sendiri agak sulit dicari, namun bukan berarti kita tidak bisa menunaikan sunnah rasul tersebut. Alternatif lain, bisa dibeli di toko peralatan haji

Cara menggunakan Siwak / Miswak





Siwak atau miswak, bisa juga dikatakan sebagai organic tooth brush, berbentuk batangan, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika dan berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Waktu-waktu yang Disunnahkan untuk Bersiwak

1. Setiap akan shalat dan wudhu

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ

“Seandai aku tdk memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka utk bersiwak tiap kali berwudhu.”

2. Ketika masuk rumah

Syuraih bin Hani` pernah berta kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ

“Apa yg mulai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan apabila beliau masuk rumah?” Aisyah menjawab: ‘Beliau mulai dgn bersiwak’.”

3. Saat bangun tidur di waktu malam

Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun di waktu malam beliau menggosok mulut dgnsiwak.”

4. Ketika hendak membaca Al-Qur`an

Dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

السِّوَاكُ مَطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِ

“Siwak itu membersihkan mulut diridhai oleh Ar-Rabb.”

5. Saat bau mulut berubah

Perubahan bau mulut bisa terjadi krn beberapa hal. Di antaranya: krn tdk makan dan minum krn memakan makanan yg memiliki aroma menusuk/tak sedap diam yg lama/tak membuka mulut utk berbicara banyakberbicara dan bisa juga krn lapar yg sangat demikian pula bangun dari tidur.

Cara menggunakan Siwak / Miswak

Adapun cara untuk menggunakan siwak/miswak itu sendiri adalah sebagai berikut;

1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.

2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.

3. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.

4. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus.

5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.

Cara Bersiwak

Adapun cara bersiwak tidak ada ikhtilaf antara ulama, bahwa didalam kitab Syama’il Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasul saw, bahwa Rasul saw. bersiwak dengan kayu arak, dan memulainya dari pertengahan, lalu ke arah kanan lalu ke kiri, demikian diulangi sebanyak 3 X.

Imam Ghazali rahimahullah melengkapi caranya, yaitu:

· Meletakkan siwak di jajaran gigi tengah bagian atas,

· lalu mendorongnya ke arah kanan sampai ke ujungnya,

· lalu turunkan ke jajaran bawah kanan ujung,

· lalu mendorongnya kembali ke tengah jajaran bawah,

· lalu kembali naik ke tengah jajaran atas,

· lalu mendorongnya ke arah kiri sampai ujungnya,

· lalu turunkan ke jajaran bawah kiri ujung,

· dan mendorongnya lagi ke tengah di jajaran bawah.

Perlu di ketahui mengenai Bersiwak

Satu kali anda bertasbih kepada Allah dengan diawali siwak, maka dihitung 70X bertasbih. Shalat dengan diawalisiwak, akan terhitung 70X shalat. Dua rakaat shalat tahajjud diawali dengan siwak, maka dihitung 140 rakaat tahajjud.







http://anfaku.biz/cara-menggunakan-siwak-miswak

Selasa, 22 Maret 2011

Dengan istigfar, rejeki akan mengalir




Seorang wanita berkisah :
"Suamiku meninggal dunia saat aku berumur tiga puluh tahun. Waktu itu, aku telah dikaruniai lima orang anak. Tak ayal, dunia pun terasa gelap gulita di mataku, dari hari ke kari aku hanya bisa menangis seraya meratapi nasibku hingga kering air mataku. Aku semakin putus asa dan hari-hariku terus diliputi oleh kesedihan, kegundahan, dan kecemasan. Apalagi, bila aku mengingat kelima anak-anakku yang masih kecil-kecil, sedang diriku sama sekali tidak memiliki pendapatan yang memadai untuk hidup mereka. Akhirnya, aku pun menjual sedikit demi sedikit harta peninggalan suamiku yang tak seberapa.

Syahdan, suatu hari aku menyendiri di kamar sambil mendengarkan siaran Al-Quran dan ceramah dari sebuah radio transistor. Lalu, terdengar olehku seorang syaikh menuturkan, "Barangsiapa memperbanyak istigfar, maka ALLAH akan mengusir segala kesedihan yang menghantuinya dan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang menghimpitnya".

Sejak mendengar ceramah itu, aku terus memperbanyak istigfar. Demikian juga dengan anak-anakku, aku perintahkan mereka untuk melakukan hal yang sama. Tidak disangka, enam bulan kemudian sebuah proyek besar membutuhkan sebagian tanah kami dan siapo memberi ganti rugi berjuta-juta.

Bersamaan dengan itu, ankku yang pertama berhasil menjadi pelajar tauladan di kota kami. Bahkan, ia sudah hafal al-Quran dengan sempurna dan sering mendapat undangan pengajian di masyarakatku. Singkat cerita, sejak itu rumah kami serasa dipenuhi dengan anugerah, hidup kami lebih nyaman dan sejahtera dan ALLAH menjadikan putera-puteriku sebagai orang-orang yang sukses dan sholeh. Demikianlah kesedihan, kecemasan, kerisauan, dan kegelisahan pun sirna dariku. Dan akhirnya, aku pun menjadi wanita paling bahagia". (Menjadi Wanita Paling Bahagia, 2007)


Jangan membenci orang tuamu



Rosulullah saw bersabda, "Barangsiapa pada pagi hari membenci kedua orang tuanya, maka pada pagi hari itu dibukakan baginya dua pintu ke neraka. Barangsiapa pada sore hari membenci kedua orang tuanya, maka pada sore hari itu dibukakan baginya dua pintu ke neraka. Jika satu orangtua, maka satu pintu neraka. Meskipun mereka menganiayanya, meskipun mereka menganiayanya, meskipun mereka menganiayanya".

Rosulullah saw bersabda, "Ridha Tuhan tergantung pada ridha kedua orang tua, dan kemurkaan Tuhan tergantung pada kemurkaan kedua orang tua". (al-Ghunyah; Syaikh Abdul Qadir Jailani, 2010)



Alasan makhluk dimasukkan neraka






Rosulullah saw bersabda, "Nabi Musa as bertanya kepada ALLAH: "Tuhan Engkau telah menciptakan makhluk tapi mengapa ENgkau memasukkan mereka ke neraka? ALLAH swt lalu berfirman kepadanya bahwa mereka semua adalah makhluk-NYA, lalu DIA memerintahkannya untuk berladang dan merawatnya hingga panen. seusai panen raya, ALLAH bertanya kepada Nabi Musa, 'apa yang telah dihasilkan dari ladangmu?' "saya telah memanennya dengan baik' jawab Musa. 'Apakah masih ada sisanya?' tanya ALLAH kepadanya. dia menjawab, "tidak ada, kecuali hanya bagian-bagian yg tidak baik dan yang tidak diperlukan lagi'. "Demikian juga dengan AKU', balas ALLAH. 'AKU tidak akan menyiksa kecuali para makhluk-KU yang tidak baik"". (HR Ahmad)




http://www.facebook.com/note.php?note_id=190347394336052

setan menjerit putus asa






Nabi saw bersabda, "Setiap seorang hamba didampingi oleh dua malaikat. Penjaga disebelah kanan adalah pemimpin bagi penjaga di sebelah kiri. Jika seorang hamba melakukan keburukan, malaikat penjaga di sebelah kiri mengatakan kepada malaikat penjaga di sebelah kanan,
 "Bolehkah aku menulisnya?". Malaikat penjaga disebelah kanan mengatakan,
 "Biarkanlah sehingga dia melakukan lima keburukan". Jika dia telah melakukan lima keburukan, malaikat penjaga disebelah kiri berkata kepadanya, 
"Bolehkah aku mencatatnya?". Malaikat penjaga sebelah kanan berkata, 
"Biarkanlah sehingga dia melakukan satu kebaikan". Jika dia melakukan satu kebaikan, maka malaikat penjaga disebelah kanan berkata kepada malaikat penjaga disebelah kiri, 
"Sungguh kita telah diberitahu bahwa kebaikan itu dilipatgandakan pahalanya hingga sepuluh kali. Oleh karenanya, marilah kita menghapus lima keburukan tadi dengan lima kebaikan ini, dan kita tetapkan baginya lima kebaikan selebihnya".
 Nabi saw bersabda, "Ketika itu setan menjerit seraya berkata, "Kapan aku dapat membinasakan anak Adam. Jika aku berusaha keras membinasakannya, maka dengan satu kebaikan dia telah menghapuskan seluruh usahaku".
 (al-Ghunyah; Syaikh Abdul Qadir Jailani, 2010)






http://www.facebook.com/note.php?note_id=190262171011241

Wanita pemesan neraka


Seorang kolumnis majalah Al-Manar di Mesir pada tahun 2002, mengisahkan. Dalam sebuah perjalanan, sekitar 300 Km antara kairo-alexandria, disaat cuaca yg panas disebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat karena pakaiannya yg sangat minim dan karena menentang kesopanan. ia duduk di ujung kursi dekat pintu keluar.

Tentu saja dg pakaian seperti itu mengundang perhatian kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak setengah baya yg kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yg tidak baik bagi dirinya, disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

Tahukah anda apa respon perempuan muda tersebut? Dengan ketersinggungan yg sangat, ia mengekspresikan kemarahannya. karena merasa privasinya terusik. hak pakaian menurutnya hak perogratif seseorang.

"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya tempat di neraka Tuhan anda!!". sebuah respon yg sangat frontal, dan sang bapak pun hanya beristighfar. ia terus menggumamkan kalimat2 ALLAH.

Detik2 berikutnya suasana pun hening. beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelapdalam mimpinya. tak terkecuali perempuan muda itu. hingga sampailah perjalanan diujung tujuan. di terminal terakhir mikrobus alexandria, semua penumpang siap2 untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yg masih terlihat tidur. ia berada di dekat pintu keluar. "Bangunkan saja!" begitu kira-kira permintaan para penumpang.

Tahukah apa yg terjadi. perempuan muda tersebut benar2 tidak bangun lagi. ia menemui ajalnya sebagaimana permintaannya. dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat ALLAH.

Sebuah akhir yg menakutkan. mati dalam keadaan menentang ALLAH. seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya, seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir tiap saat, seandainya tiap orang takut bertemu dg Tuhannya dalam keadaan yg buruk, seandainya tiap orang tahu kemurkaan ALLAH, sungguh ALLAH masih menyayangi kita yg masih terus dibimbing-NYA. ALLAH akan semakin mendekatkan orang2 yg terus-menerus mendekat kepada-NYA. (Dahsyatnya sabar, 2010)


AMALAN SURGA MASUK NERAKA?


Saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Ada sebuah kisah tentang seorang Alim Ulama & Pelacur yg dihadapkan ke Pengadilan ALLAH azza wa jalla di hari akhirat dimana mereka berdua dengan didampingi oleh malaikat atib & roqib menunggu keputusan Allah apakah akan dimasukkan ke dalam Surga atau Neraka. Ketika giliran ‘Alim ulama’ tersebut, Allah swt memerintahkan malaikatul Malik, ‘ Wahai Malik, campakkan orang ini ke dalam Neraka Jahannam.’

Bingung bukan..? Sang Alim ulama tersebut pun bingung dan protes keras dengan mengatakan:
“Wahai Allah..ketika hamba-Mu hidup di dunia, hamba byk melakukan amalan2 shaleh, yg wajib maupun yg sunnah, kenapa Engkau campakkan hamba ke dalam Neraka Jahannam.???

Protes sang ulama tersebut ‘diamini’ pula oleh kedua malaikat yg senantiasa mencatat amalan2 baik ataupun buruk seorang manusia 24 jam sehari semalam nonstop yaitu malaikat atib & roqib.

Kemudian Allah mengatakan kepada kedua malaikat tersebut..
“AKU lebih tau apa yg tidak kalian ketahui…”

Kemudian ketika giliran sang pelacur tersebut disidangkan, Allah memerintahkan kepada Malaikat Ridwan: “Wahai Ridwan…bawalah perempuan ini masuk ke dalam Surga-KU.”
Elo…bukankah dia seorang pezina..?? Makin bingung bukan.??
Kedua malaikat yg senantiasa mendampingi hidup sang pelacur tersebut juga mempertanyakan hal yg sama dengan membuka ‘buku catatan Amal” sang pelacur tadi..dimana lebih banyak catatan amal yg negatif (Maksiat) daripada yg positif (amal shaleh).

Kemudian Allah swt mengatakan kepada kedua malaikat tadi: “AKU lebih Tau apa yg kalian tidak Ketahui..”


PERTANYAAN KITA BERSAMA ADALAH..MENGAPA DEMIKIAN..????
——————————————————————————–
Ternyata, dalam melakukan KETAATAN kepada Allah swt, sang ‘Alim Ulama’ tersebut terbersit/terselip dalam hatinya sikap UJUB & SOMBONG, walupun sebesar biji dzarah, dan “MERASA’ bahwa dengan amalan2nya, pasti akan menghantarkannya ke SURGA-NYA Allah..

Sedangkan sang pelacur tadi, malaupun dalam melaksanakan ‘KEMAKSIATAN’ kepada Allah dalam kehidupannya sehari2 ( dengan ‘KEADAAN TERPAKSA’ karena Beban Hidup yg harus ditanggungnya..) tetapi dalam Hatinya yg terdalam.. ada terbersit rasa Berdosa dan dia senantiasa MENGHARAPKAN PENGAMPUNAN Allah, tetapi Takdir kematian mendahuluinya sebelum dia sempat bertaubat.

APA HIKMAH di balik kisah diatas..??
————————————————–
Dari kisah diatas, ternyata apa yg diketahui ALLAH yg tidak diketahui malaikat atib & raqib yg senantiasa mencatat amalan2 baik & buruk kita adalah NIAT yg tersimpan atau terbersit dari hati kita yg terdalam. Allah lah yang MAHA TAU apapun yg menjadi NIAT kita dalam beribadah…

Bukankah Setiap Amal Tergantung Niatnya..????

Diterima/sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati. (NIAT)

Bukankah Allah hanya MENERIMA amal2 yg NIAT nya LILLAHI TA’ALA..??

Ketika kita merasa ‘CUKUP’ dengan KEMAMPUAN diri kita dalam menunaikan kewajiban2 dan amal2 shaleh, tanpa disadari kita telah ‘MELUPAKAN’ Hakikat dari makna ” laa hawla wala quwwata illabillahil ‘aliyil ‘azim” dan merasa bahwa dengan kemampuan diri kita sendirilah kita akan mendapat balasan surga-Nya. Disaat itulah..akan timbul sifat UJUB & SOMBONG yg muncul terkadang tanpa disadari.

Ibnul Qoyyim menyebutkan bahwa diantara tuntunan Rasulullah SAW  

Rasulullah saw: Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim)

Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)

Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)

Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)

Pada saat itu..”Hilanglah’ sikap seorang ‘HAMBA’ dimata KHALIQ-NYA”
Bukankah seorang HAMBA adalah seseorang yg senantiasa merasa lemah tak berdaya bagaikan seorang bayi yg senantiasa MEMBUTUHKAN kasih sayang & pertolongan orangtuanya..???

Lupakah kita hadits Rasulullah saw berikut ini:

Seorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena RAHMAT Allah Ta’ala. Karena itu bertindaklah yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)

Sedangkan bagi sang pelacur, dihatinya yg terdalam timbul rasa PENYESALAN dan KETIDAK BERDAYAAN ketika melakukan maksiat sehingga dia senantiasa berdoa dan berharap akan PERTOLONGAN & PENGAMPUNAN Allah.

Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya. (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii’)

Manusia dibangkitkan kembali kelak sesuai dengan niat-niat mereka. (HR.-Muslim)
Bukankah semestinya itu sikap seorang HAMBA..??

LAA HAWLA WA LA QUWWATA ILLAH BILLAHIL ALIYIL ADZIM…..
“Tiada daya untuk dapat MENGHINDAR dari MAKSIAT dan Tiada upaya untuk bisa MENTAATI Allah…KECUALI dengan IZIN & PERTOLONGAN ALLAH…”

Pertanyaan kita bersama adalah…?? Bagaimana seharusnya kita berupaya untuk selalu mendapatkan pertolongan Allah.??

Jawabannya adalah:
Jadilah diri kita sebenar2nya HAMBA yg senantiasa MERASA tidak mampu dan berdaya dihadapan-NYA, yang senantiasa mengharapkan PERTOLONGAN-NYA.
Subhanallah…..

Itulah makna dari hadits yg telah saya kemukakan diatas:

“Sesungguhnya ada orang secara LAHIRIAH terlihat berbuat AMAL AHLI SURGA, padahal ia AHLI NERAKA. Dan ada seseorang yang secara LAHIRIAH ia berbuat AMAL AHLI NERAKA, padahal ia AHLI SURGA” ( HR Bukhari & Muslim )

Semoga kita semua termaksud Ahli surga dengan melakukan amal2 shaleh tanpa ada sifat ujub, sombong & merasa mampu dengan ‘kemampuan’ diri sendiri sehingga melupakan ‘ketidakberdayaan’ diri sebagai seorang HAMBA ALLAH & RAHMAT-NYA. InsyaAllah..amin ya robbal’alamin

Subhanallah…walhamdulillah..walailahaillaallah..Allahu Akbar..
walahawla wala quwwata illabillahil ‘aliyil ‘adziim.
Semoga Bermanfaat…


Masalah bikin kita Tegar


Di California Selatan ada sebatang pohon yang terkenal di seluruh Amerika. Sepanjang tahun pohon itu dikunjungi ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri. Bentuk pohon itu sama sekali tidak sedap dipandang mata.

Tingginya kurang dari 2 meter dengan batang agak pipih & melintir. Hanya sebagian cabang ditumbuhi daun, sedang bagian lainnya gundul.

Pohon itu menjadi terkenal karena tumbuh di atas batu granit yang keras. Tingginya sekitar 100 mtr di atas permukaan laut, menghadang langsung Samudera Pasifik yang anginnya keras mendera.

Tidak ada pohon lain yang tumbuh di sekitarnya, kecuali pohon itu. Rupanya beberapa tahun lalu sebutir biji pohon terbawa angin, dan jatuh di celah batu granit yang ada tanahnya.

Benih itu kemudian tumbuh, tetapi setiap kali batang muncul keluar, langsung hancur diterpa angin Pacific yang kencang. Terkadang pohon itu tumbuh agak besar, tapi badai kembali memporakporandakannya.

Sekalipun demikian, akarnya terus tumbuh menghunjam ke bawah mencapai tanah melewati poros-poros batu granit sambil menghisap mineral-mineral di sekitarnya. Sementara itu batangnya tumbuh terus setelah berkali-kali dihancurkan angin kencang, makin lama makin kokoh dan liat sampai akhirnya cukup kuat menahan terpaan badai, sekalipun bentuknya tidak karuan.

Oleh orang Amerika, pohon tersebut dianggap sebagai simbol ketegaran karena seakan-akan memberi pelajaran kepada umat manusia untuk tetap tabah dan gigih dalam menghadapi berbagai cobaan dan gelombang kehidupan.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami.

Pertama, selama hidup, kita tidak bisa bebas dari masalah karena masalah adalah bagian dari kehidupan.

Kedua, masalah tidak selalu berdampak negatif, tetapi juga bisa positif. Bila seseorang mampu mengatasi masalahnya dengan baik, maka selain meningkatkan ketegaran juga menjadikan lebih matang dan dewasa.

Intinya adalah bagaimana menghadapi masalah dan mengatasinya, serta apakah seseorang dapat belajar dari pengalamannya.

Jika masalah dihadapi dan berhasil diatasi, dibalik segala masalah ada hikmah yang bisa diambil.

Pertama, adanya problem memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita mampu mengatasinya. Keberhasilan mengatasi masalah dan bukan menghindarinya akan membuat diri kita menjadi lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah lain yang pasti suatu saat akan muncul.

Kepercayaan diri kita akan meningkat dan kita tidak lagi menjadi pengeluh yang cengeng.

Kedua, mengalami getirnya problem memberi peluang untuk menentukan sikap, apakah akan tetap menjalani pola hidup yang sama atau beralih ke arah yang lebih benar dan baik. Sebagian besar penyebab timbulnya masalah adalah karena salah menentukan sikap dan tindakan.

Jadi sebenarnya selain memberi petunjuk bahwa kita telah salah langkah.

Problem yang timbul juga memberi peluang untuk mengubah arah.




Ada sebuah kisah menarik. Seorang pria yang bersahabat dengan orang-orang jahat, difitnah oleh teman-temannya sehingga masuk penjara selama bertahun-tahun.

Setelah keluar penjara, keluarganya menganjurkan supaya mencari mereka yang memfitnah dirinya dan mengajukan mereka ke pengadilan.

Tetapi pria itu menolak bahkan memaafkannya. Ia mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena kesalahannya sendiri memilih teman-teman yang tidak baik.

Kejadian tragis itu malah memberi peluang baginya untuk memilih jalan hidup baru yang lebih baik. Kemudian ia membuka lembaga pendidikan pribadi yang mengajarkan makna memaafkan.

Keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa di balik masalah ada hikmah yang bisa diambil merupakan sikap positif dan sehat.

Kalau kita sadar bahwa masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan selalu ada cara untuk mengatasinya serta selalu ada hikmah di balik masalah, maka kita tidak akan lari dari masalah.


http://nadiaalatas.co.cc/2009/09/masalah-bikin-kita-tegar/

Pahala Amal Jariyah Akan Diperlihatkan Ketika Sakaratul Maut

Seperti yang telah biasa dilakukannya ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rasulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu


Kemudian Rasulullah berkata,”tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?” Istrinya menjawab, saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”
“Apa yang di katakannya?”
“saya tidak tahu, ya Rasulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”
“Bagaimana bunyinya?” desak Rasulullah.


Istri yang setia itu menjawab,”suami saya mengatakan “Andaikata lebih panjang lagi….andaikata yang masih baru….andaikata semuanya….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?”


Rasulullah tersenyum.”sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,”ujarnya.
Kisahnya begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “andaikan lebih panjang lagi”. 

Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar pula.
“Ucapan lainnya ya Rasulullah?” tanya sang istri mulai tertarik.
Nabi menjawab,”adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. 

Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Coba andaikan yang masih yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”. Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.
Kemudian, “ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah?” tanya sang istri makin ingin tahu.

 Dengan sabar Nabi menjelaskan,”ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu”.
 Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata “kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. 
Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda. Memang begitulah keadilan Tuhan.
 Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga akan menimpa kita sendiri.


Karena itu Allah mengingatkan: “kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Danjika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.”(surat Al Isra’:7)

Subhanallah....








http://www.facebook.com/note.php?note_id=122170291127568
.