SMILE...^_^

Sabtu, 12 Maret 2011

SERATUS RUPIAH KALI DUA RATUS (cerita yang tersimpan)





Cuaca yang tidak begitu cerah menyapa pagi
 Mata itu menunduk menatap kosong gelas kopinya 
Ada yang gelisah di dalam hati pemilik mata itu 
Tatapan itu tiba2 melihat sesuatu yang menarik

Sebuah sepeda tua dengan topi petani distangnya
Sebuah buntalan putih tergulung dibelakangnya
Terparkir disebelah warung kopi dimana dia duduk
Hatinya yang sedang resah terusik keingintahuan

Laki2 tua dari tadi duduk disampingnya
Dua gorengan dan teh menemani sarapan
Ditatapnya wajah polos dan sederhana
Pertanyaan pun mulai meluncur dibibirnya

Mata itu : Itu karung beras bekas pak ?
Bapak tua : iya nak.
Mata itu : untuk apa ?
Bapak tua : (terseyum) dijual ?
Mata itu : (kaget)..dijual? jadi itu bapak beli ?
Bapak tua : iya
Mata itu : dimana bapak beli
Bapak tua : ya ditoko2 nak, yang jual beras
Mata itu : toko2 dimana pak ?
Bapak tua : di pasar2. kadang di karangayu, pasar bulu, gayamsari ndak tentu
Mata itu : Setiap hari bapak keliling membeli karung2 bekas itu?
Bapak tua : (pendamelane nggih niki nak) pekerjaannya ya ini nak!
Mata itu : sudah berapa lama bapak jualan karung bekas?
Bapak tua : mulai anak pertama saya masih bayi nak..dia sekarang sudah SMP
Mata itu : (terkejut lagi) memang anak bapak berapa ?
Bapak tua : dua nak. yang kecil masih SD


Pemilik mata itu mengambil gelasnya
Kopi yang tinggal sedikit itu diminumnya
Hatinya yang resah mulai berubah
Sekarang ada yang sakit dan perih

Mata itu : Berapa bapak beli akrung bekas itu ?
Bapak tua : empat ratus rupiah
Mata itu : Berapa bapak jual lagi?
Bapak tua : lima ratus rupiah
Mata itu : jadi bapak dapat seratus per karung
Bapak tua : (tersenyum)
Mata itu : sehari bapak bisa jual berapa karung ?
Bapak tua : ya ndak tentu nak, biasanya antara seratus lima puluh sampai dua ratus
Mata itu : jadi sehari bapak bisa dapat untung dua puluh ribu..rumahnya dimana pak?

Bapak tua : Kedung pane nak
Mata itu : (terkejut lagi) dimana bapak biasa jual karung itu ?
Bapak tua : di pasar johar nak, maaf sudah siang saya harus keliling lagi
Mata itu : Silahkan pak..maaf! bapak selalu sarapan di sini
Bapak tua : iya nak disini yang paling murah..saya duluan ya!
Mata itu : silahkan pak !..

Bapak tua itu mengebghitung uangnya kembali
Sebelum kemudian menghilang dijalan kecil
Pemilik mata itu membayar kopi dan nasibungkusnya
Lalu masuk kesebuah Jazz  warna hitam


Hatinya yang tadi berubah sakit dan nyeri
Sekarang benar-benar semakin terasa
Memecah jalanan dengan airmata mengalir
Tamparan2 itu semakin nyata dirasakan

Sepuluh tahun lebih bersepeda sejauh 30 KM
Mencari dua puluh ribu rupiah untuk nafkah
Istri dan kedua anaknya dengan istiqomah
Memegang amanah dengan begitu sederhana

Pemilik mata itu teringat keresahan hatinya
Menghitung uang ratusan ribu yang tertunda
Hanya untuk mengganti sebuah motor baru
Untuk memenuhi hasrat nafsu keakuannya

Dua bulan sesudah peristiwa di warung itu
Seorang bapak tua sedang menggulung
Karung2 bekas di pasar ndargo semarang
Senyum tersembunyi bercampur keringat

Tiga ratus lima puluh rupiah per karung
Seratus lima puluh rupiah untungnya perpotong
Seminggu dua kali sebanyak limaratus karung
Yang lain berjalan normal seperti biasa

Dari jauh pemilik mata itu melihat semuanya
Dan dia tidak mau menghitung berapa lagi
Karena dia lebih memilih untuk menikmati
Sebuah keindahan dari RAHASIA ALLAH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar