SMILE...^_^

Jumat, 18 Mei 2012

KEAJAIBAN TIDAK IDENTIK DENGAN TERKABULNYA KEINGINAN – By Arif Rh


KEAJAIBAN TIDAK IDENTIK DENGAN TERKABULNYA KEINGINAN – Bagian 1


Judul di atas mungkin bagi sebagian orang agak aneh. Atau mungkin menurut anda juga aneh? Bahkan mungkin agak “bertentangan” dengan catatan saya tentang do’a, vibrasi dan semacamnya. Keajaiban kok tidak identik dengan terkabulnya keinginan? Maksudnya bagaimana? Demikian beberapa pertanyaan yang diajukan kepada saya lewat pesan inbox. Menjawab pertanyaan itu saya beberapa kali menuliskan status ini di facebook :

Suatu saat anda akan ke luar kota dan berdo'a ...
 "Ya Allah ... Lancarkan perjalanan hambamu ini"

Dan di saat yang sama ... 
 Seorang tukang tambal ban yang jujur (tidak masang paku secara sengaja) berdo'a ...
"Ya Allah ... Istri saya sakit ... Anak saya besok harus bayar SPP ...
Hanya engkau yang bisa menolongku saat ini" ...

Dan beberapa waktu kemudian ... Ban kendaraan anda bocor ...
Di tambal di tempat si tukang tambal ban yang tadi berdo'a itu ...

Mungkin dalam kasus ini do'a anda tidak dikabulkan ...
Perjalanan anda tidak lancar sebagaimana yang anda harapkan ...
Tapi bukankah TUHAN menempatkan anda ke tempat yang lebih mulia?

Yaitu menjadi 'KEPANJANGAN TANGAN-NYA" untuk menjawab do'a orang lain ...

*sonthen.hakikat 

Setelah saya jelaskan dengan contoh di atas tetap ada saja yang tidak setuju. “Ah itu kan hanya pembenaran saja, alias obat sakit hati karena ban-nya kempes”. Atau mungkin juga mengatakan, “lha itu karena pikirannya atau vibrasinya memancarkan hal-hal buruk makanya ban-nya bocor”. Oke oke. Dalam kacamata hukum vibrasi dan hukum resonansi itu betul. Namun kehidupan ini terlalu kompleks untuk dijelaskan hanya dengan satu hukum saja. Ibarat pertandingan sepakbola peraturannya ya tidak hanya handsball.

Bagi saya, keajaiban tidak identik alias tidak selalu sama dengan terwujudnya keinginan. Saya pribadi menjadi seperti sekarang ini karena banyak keinginan yang tidak terwujud. Dulu saya kepingin sekali jadi dosen, dan tidak dikabulkan. But it’s ok. Saya sangat menikmati apa yang saya jalani sejak tahun 2007 hingga sekarang ini. Menurut pemahaman saya, saat do’a atau keinginan kita belum atau tidak dikabulkan sebenarnya kita sedang dilibatkan dalam proses pengabulan do’a orang lain. Mau contoh? Oke. Misalnya anda ikut sebuah perlombaan. Pasti semua yang ikut lomba ingin juara pertama. Namun ternyata anda hanya menempati juara kedua. Menyesal? Itu hak anda. Tapi kalau kita mau memperluas sudut pandang bukankah orang lain menjadi juara pertama karena anda juara kedua? Saat anda juara pertama maka terkabulnya do’a anda “menyebabkan” tidak terkabulnya do’a orang lain yang ingin juara pertama.

Saya berikan contoh lagi di sini. Saya kira contoh ini sudah sangat sering anda dengar. Tapi gak masalah saya tulis lagi di sini. Begini. Misal, suatu saat anda akan menghadiri rapat dengan klien di luar pulau. Dan anda sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik karena agenda ini adalah bisnis bernilai milyaran rupiah. Anda sudah berdo’a kepada Tuhan supaya semuanya dimudahkan dan dilancarkan. Eh karena sesuatu hal di luar dugaan anda “ketinggalan pesawat” dan anda kehilangan kesempatan bisnis milyaran rupiah. Pada titik ini saya yakin anda akan merasa sangat down. Dan mungkin MEMPERTANYAKAN, kenapa sih saya harus ketinggaan pesawat? Anda mulai mencari sumber kesalahan, bahkan mungkin mulai menyalahkan Tuhan. Sekitar 1 jam kemudian ada sebuah informasi ternyata pesawat yang “meninggalkan” anda tadi mengalami musibah. Apa respon anda? BUKANKAH ANDA TERTINGGAL PESAWAT ITU KEAJAIBAN? BUKANKAH ANDA KEHILANGAN UANG MILARAN RUPIAH ITU KEAJAIBAN? BUKANKAH PERJALANAN MENUJU BANDARA YANG TIDAK LANCAR ITU KEAJAIBAN?

Apa sih yang membuat catatan ini saya segerakan untuk saya selesaikan? Karena setelah catatan tentang vibrasi saya posting, pertanyaan yang mendominasi di inbox adalah BAGAIMANA SUPAYA KEINGINAN SAYA TERKABUL? BAGAIMANA SUPAYA DO’A SAYA JOSS? Bukan pertanyaannya salah kawan. Masalahnya adalah saya bukanlah DZAT pengabul do’a. Manusia memang dilibatkan membentuk realitas. Namun kita harus ingat bahwa kita hanya sebagai CO-CREATOR, bukan aktor penentu utama.

Bersambung ke bagian 2 ...

Salam Quantum ...

ARIF RH
(The Happiness Consultant)


KEAJAIBAN TIDAK IDENTIK DENGAN TERKABULNYA KEINGINAN – Bagian 2 (tamat)



Pembahasan yang saya uraikan pada catatan sebelumnya jika dipahami secara keliru bisa menjebak pada euphoria penggunaan kekuatan pikiran. Dan hingga kini banyak orang ramai membicarakan ini. Pelatihan tentang merubah nasib dengan kekuatan pikiran digelar dimana-mana. Menggunakan model visualisasi dan semacamnya untuk membentuk realita. Ya itu sama sekali tidak salah kok, saya juga sudah membuktikan metode-metode tersebut dalam hidup saya sendiri. Dan hasilnya keren. Namun entah mengapa saya merasa ada yang masih perlu ditelusuri lagi. Karena passion saya di perihal quantum, saya terus menerus mengeksplorasi pengetahuan “dunia quantum” ini. Semakin diselami semakin menakjubkan plus semakin sulit dipahami.

Dari hasil penelusuran sampai saat ini, kesimpulan sementara yang saya dapatkan adalah bahwa pada bagian terdalam dan terhalus yang ada dibalik alam semesta ini adalah KESADARAN. Ya, ada sesuatu yang SADAR yang menjadi sumber dari semuanya. Sesuatu yang sadar ini bukan energy, ia adalah sumber dari energy. Sampai di sini saya mengalami sebuah AHA MOMENT yang sangat sulit saya jelaskan. Ada suatu pertanyaan sederhana dalam diri saya, “Jika alam semesta ini menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada KESADARAN yang paling dalam itu sehingga selalu berada dalam keseimbangan, apa yang terjadi jika saya melarutkan diri dengan KESADARAN itu?”.

Sehingga pada akhir tahun 2009 sesuatu dalam diri saya mendorong saya keluar dari area permainan visualisasi untuk mewujudkan keinginan dan impian-impian itu. Sejak saat itu makna keajaiban bagi saya TIDAK SEKEDAR sebatas terwujudnya keinginan-keinginan saya. Apakah TERWUJUDNYA KEINGINAN termasuk sebagai keajaiban? Ya. Namun TIDAK IDENTIK dan tidak mesti begitu. Makna keajaiban jauh lebih luas dan lebih dalam daripada itu. Dulu saya sangat tergila-gila dengan kalimat ini, “Mintalah kepada-KU, niscaya KU perkenankan bagimu”. Dan itu yang menjadi pembenaran saya untuk ngotot dengan permintaan. Namun seiring waktu saya menjadi lebih tertarik dengan kalimat ini, “Siapa yang bersyukur nikmatnya akan ditambahkan”. Dan yang menurut saya sangat keren yang ini, “DIA akan memberikan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka”. Ah, rupanya saya mulai bergeser dari Law Of Attraction menuju The Law Of Unpredictable. 

Berkenaan dengan pembahasan ini saya amati ada tiga zona pemahaman. Meskipun sejauh ini biasanya ini dialami semua orang tapi bukan berarti uraian saya ini pasti benar. Jadi saya tidak memaksa anda untuk menyetujuinya. Tiga zona tersebut adalah :
  1. Zona dimana seseorang merasa menjadi “korban” takdir TUHAN. Di sini seseorang biasanya sangat benci dengan kata pasrah. Pasrah dipahami sebagai putus asa dan tidak memberdayakan untuk maju.
  2. Zona dimana seseorang menyadari bahwa pikiran dan perasaan memiliki kekuatan dalam mewujudkan realita. Di sini biasanya seseorang senang “bermain” dengan metode visualisasi keinginan-keinginan supaya terwujud. Keajaiban biasanya dimaknai secara sempit sebagai terwujudnya do’a-do’a dan keinginan.
  3. Zona dimana seseorang pasrah total kepada SANG HIDUP, dimana seseorang menyadari tidak semua keinginannya bisa terwujud demi keseimbangan kehidupan itu sendiri. Kalaupun keinginan-keinginan itu diajukan untuk terwujud, seseorang ini selalu mengakhiri do’anya dengan kalimat “NAMUN APAPUN YANG TERJADI NANTI, ITU YANG TERBAIK, DAN SAYA MENERIMA ADANYA".
Ketiga zona itu bukan untuk mengkotak-kotakkan seseorang pada sebuah kelas atau kasta. Itu hanya pemetaan. Dan demi keseimbangan kehidupan setiap zona itu akan terisi. Setiap dari kita bebas kok memutuskan mau berada di zona yang mana. Itu sepenuhnya hak setiap orang. Ketiganya tidak perlu dipertentangkan dan dinilai mana yang terbaik. Ini murni pilihan he he he. Saya memilih yang mana? Ya saya jawab zona yang ketiga. Mengapa? Karena saya sudah pernah berada di zona satu dan dua.

So, bagi para pembaca catatan saya soal vibrasi, power and force dan catatan yang lainnya. Silahkan mempraktekkan apapun yang saya share di situ. Sejauh ini efektif. Dan jika tidak atau belum berhasil ada dua kemungkinan. Pertama : keliru mempraktekannya, atau kedua ; DIA pasti merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik untuk anda. Sampai jumpa dalam catatan selanjutnya kawans.

Tamat.

Salam Quantum

ARIF RH
(The Happiness Consultant)

1 komentar: