SMILE...^_^

Jumat, 01 Juni 2012

.. SEBUAH CINTA DARI TEMAN DIMASA KECIL ..


Bismillaahirrahmaanirraahiim

"Sesungguhnya ALLAH tak memandang harta dan wajahmu, tapi ALLAH memandang hatimu (Al Hadits)"


@ Perjumpaan yang tak disangka-sangka
 Hari itu aku pergi ke kota untuk bertemu dengan Om Budiman dan Tante Vin disebuah kebun strawberry milik mereka. Sebelum kami meluncur ke lokasi, aku dan beberapa sahabatku mencari pengganjal perut disebuah taman kota. Setelah mendapat tempat parkir yang nyaman, mulailah perburuan kuliner ini, ohya perlu kalian tahu kita hunting sarapan dilokasi pinggir jalan, yang kebetulan didaerah itu suka ada pasar dadakan setiap hari sabtu dan minggu.

Sambil menikmati sego tiwul (nasi dari singkong), pecel kembang turi, serta air putih yang segar mengawali petualanganku hari ini. Aku ditertawakan oleh sahabat-sahabatku karena memilih menu itu, maklum menu ini adalah barang langka, menu yang pernah aku nikmati ketika aku  tinggal disebuah kota kecil di ujung pulau jawa. Wajar aja mereka mentertawakan aku karena mereka pesan menu nasi timbel komplit & spaghetti ^_^

Ketika sedang menikmati nostalgia bersama nasi tiwul, aku melihat sesosok yang aku kenal, tapi aku ragu…………………..yo wis lah, aku kembali menikmati sarapan pinggir jalanku.
Setelah selesai kami pun segera menyusuri trotoar yang sudah menjadi pasar jongkok itu. Ketika asyik menikmati pemandangan orang-orang yang sedang ‘berjihad’ mencari rezeki, aku menangkap sosok itu lagi.

Dan benar……
Aku melihat sosok seseorang yang aku kenal. Dia berada diantara para pedagang yang menjual dagangannya dilapak yang hampir rubuh & tak terlalu ramai pengunjungnya seperti yang lain. Ya….aku ingat dia, seseorang yang dulu pernah menjadi ‘kembang’ disekolahku. Arum….ya, aku ingat dia. Mbak Arum adalah kakak kelasku. Segera ku hampiri dia.

“Di pilih neng, mau yang mana neng..?” tanyanya sambil menawarkan dagangannya.
“Saya beli ini dua, jadi berapa,” kataku sambil tetap mngamati wajahnya dengan seksama.
“Semuanya jadi 16ribu,” katanya sambil membungkus barang yang aku pilih.
“Sarah…..koq ga ditawar sich,” tanya Hani sahabatku
“Lima ribu ya, bu ,” sahut Wardah teman yang satu lagi
“Udah mbak, dibungkus aja saya ambil dua,” kataku sambil diikuti keheranan para sahabatku

Ketika aku sedang asyik melihat-lihat dagangannya yang lain, Hani dan Wardah memutuskan ke belanja ke tempat yang lain, dan kami berjanji 30 menit kemudian kita ketemuan ditempat dimana mobilku diparkir.

“Ini uangnya,” kataku sambil menyerahkan uang berwarna biru.
“Wah ga ada kembaliannya, neng. Ini juga baru laku,” katanya
“Ga apa-apa mbak, ambil aja kembaliannya,” kataku

“Trimakasih banyak, semoga Gusti Allah ngasih neng rezeki yang lebih banyak,” katanya
“Sami-sami. Tapi nyuwun sewu lho, ya mbak. Panjenengan, mbak Arum ya..?,” tanyaku
“Lho..koq tahu nama saya…??,” tanyanya dengan penuh keheranan

@ Nilai Sebuah Persahabatan
 Hari ini aku mendapatkan ilmu baru dari mbak Arum……..NILAI SEBUAH PERSAHABATAN. Betapa dia ditinggalkan oleh teman-teman di masa kecilnya ketika keluarga besarnya mengalami kebangkrutan usahanya. Mbak Arum dulu adalah anak orang kaya di kotaku, yang aku tahu banyak sekali orang-orang yang ingin bersahabat atau bermain dengan beliau ketika dulu masih kecil. Mbak Arum pernah menghadiri sebuah reuni di beberapa reuni di sekolahnya dulu, dan betapa mereka (sahabatnya) itu sudah berubah.

Yang dulunya mereka berebut menyambut mbak Arum turun dari mobil ketika berangkat sekolah,  kala reuni itu mereka (baik teman laki-laki maupun perempuan) menjaga jarak. Dulu ketika mereka masih kecil, mereka berebut numpang naik mobil mbak Arum, ketika selesai acara reuni, tak satupun sahabat dimasa kecilnya itu yang mengajaknya pulang bersama-sama padahal mobil mereka kosong.


“Say goodbye aja mereka ga, apa lagi ngajak aku pulang,” gerutu mbak arum ketika menceritakan kisahnya. “Mungkin karena sekarang mereka berharta, berpangkat & berilmu jadi mereka ga sudi punya teman kere seperti aku,” tambahnya lagi.

Malah yang membuatnya menangis adalah ketika salah seorang teman dimasa kecilnya yang sering mbak Arum  ejek  justru yang  mengajaknya pulang menaiki motor, Sari………….namanya. Perempuan berjilbab lebar yang sederhana penampilannya, tak memakai asesoris seperti kebanyakan teman-temannya yang seperti artis sinetron dan  toko mas berjalan ^_^

Hmm…..
Iya, aku ingat sosok mbak Sari, anak seorang tukang kayu dimasa aku kecil dulu. Dia juga kakak kelasku, lima tahun di atasku. Subhanallaah, aku tak menyangka mbak Sari ternyata menjadi orang besar di kotanya, yang membuat aku kagum adalah dari cerita mbak Arum ternyata di garasi rumahnya bertengker 3 mobil keluaran terbaru, tapi beliau malah berangkat reuni hanya mempergunakan sepeda motor (saluuuuuuut….!!! ^_^)

Dan kerennya lagi mbak Sari ini. Akhlaknya dalam memperlakukan orang yang pernah menyakitinya, lewat bantuan mbak Sari juga, mbak Arum bisa memiliki modal untuk membeli sebidang tanah untuk bercocok tanam, dan menjualnya langsung kepada konsumen.

<::> TEMAN DIMASA KECIL <::>

Teman dimasa kecil
Belum tentu bisa menjadi teman
Ketika kelak kita beranjak dewasa

Mengapa perbedaan harta, jabatan, pasangan hidup, pendidikan bisa merubah semua hal-hal INDAH dimasa kanak-kanak……????

Manusia adalah manusia
Siapapun kita
Kaya miskin
Berpangkat tak berpangkat Bermobil tak bermobil
Akan kembali pada tempat yang sama
Dengan ukuran luas yang sama 
Memakai pakaian yang sama
Beberapa helai kain kafan

Teman dimasa kecil…
Waktu yang sudah merubah segalanya (mungkin)

 

with love,
Cinta

@Bumi Tuhan, 27 Mei 2012
Semoga akan semakin banyak ‘Mbak Sari-mbak Sari’ yang lain...
WebRepOverall rating 


https://www.facebook.com/notes/cinta-rakhmati/-sebuah-cinta-dari-teman-dimasa-kecil-/192005787495700

Tidak ada komentar:

Posting Komentar