SMILE...^_^

Jumat, 06 Januari 2012

KUDAPATKAN CINTANYA DI AKHIR TAHUN 2010


Bismillaahirrohmaanirrohiim...

".....dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir" (QS yusuf : 87)

@Rumah Sakit Umum Daerah
Aku bersama Dokter Layla sedang membicarakan hasil test laboratoriumku. Aku mengira benjolan itu adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang akan hilang dengan pengobatan herbal. Ternyata Allah berkehendak lain, dokter Layla menyatakan bahwa benjolan itu adalah kanker, dan payudaraku harus di angkat. Gelap duniaku setelah aku mendengar vonis itu. Sebagai perempuan aku tak menginginkan ini terjadi. Apalagi nanti di tahun 2011......insya Allah aku akan menikah dengan Mas Hendrizal. Lelaki yang telah mengkhitbahku di awal Agustus 2010.

Aku protes kepada Tuhan. Mengapa ini harus terjadi padaku. Menurutku.....ya, menurutku aku perempuan baik-baik, aku serahkan kehidupanku untuk dakwah, aku rutin menambah hafalan tilawahku, aku tak pernah sekalipun berkhalwat (berdua-duan) dengan Mas Hendri calon suamiku, tapi..........mengapa Allah memilih aku sebagai penderita kanker payudara. Aku merasa diperlakukan tidak adil oleh_Nya. Tidak adil.....!!!

Pantai,...adalah tempat aku memprotes, atas apa yang menimpaku..

Sejak vonis itu aku banyak mengunjungi beberapa rumah sakit besar, diantaranya Rumah Sakit Tlogorejo Semarang, HCOS di Surabaya dan Rumah Sakit International Santosa di Bandung. Namun kesembuhan tak kunjung menghampiriku. Hingga pada suatu ketika, seorang dokter menyarankan aku untuk menjalani operasi di Rumah Sakit Dharmais Jakarta. Tanpa berpikir panjang aku segera ke Jakarta, kebetulan aku akan menghadiri konser amal di sana. Begitu sampai di rumah sakit, dokter Surya yang menanganiku menyatakan kemungkinan berhasil dan tidaknya operasi ini adalah 40:60.............jadi kemungkinan untuk gagal adalah besar.

Mendapatkan jawaban seperti itu, benar-benar membuatku kalut. Tapi kemudian aku menyadari, aku harus menghadapinya. Akhirnya aku meminta ijin kepada dokter Surya untuk pulang ke kotaku, mempersiapkan segala sesuatunya, dan berjanji tiga hari lagi aku akan datang. Aku berencana akan berpamitan & meminta maaf pada keluarga Mas Hendri, kerabat serta sahabat. Iya.........aku belum menceritakan hal ini pada siapapun termasuk pada Mas hendri.

Dengan tertutup oleh gamis dan jilbab lebarku, tak ada yang tahu bahwa beberapa minggu ini berat badanku turun sampai 15 kg. Dengan tubuh kurus dan tak berdaya aku merasa sebagai makhluk yang paling merana. "Apa gunanya harta yang aku miliki, karir yang cemerlang, ketenaran yang aku dapat.....tak ada yang mampu membantuku untuk menyembuhkan penyakit ini...!! Semua sia-sia..!!", jeritku sambil berurai airmata sambil kupacu avanza merahku.
Untung aku tersadar, ku hentikan mobilku disebuah Warung Tegal di pinggiran kota.....tiba-tiba mataku tertuju pada sosok anak perempuan berusia 12 tahun, ditumpukan piring kotor. Ku lihat dia sedang memunguti sisa-sia sayuran serta serpihan daging di piring kotor itu. Aku keluar dari mobil, dengan badan yang lemah dan tertatih kuhampiri gadis kecil itu.
"Dik,...sedang apa...?," tanyaku sambil menyentuh pundaknya.
"Aku...? Aku sedang memuji Allah yang telah membawaku ke tempat ini. Sehingga aku menemukan makanan untuk aku dan dua adikku. Sudah dua hari kami tidak makan. Alhamdulillaah nanti malam aku bisa masak tumis daging dari sisa-sisa makanan ini," jawabnya tanpa melihatku.

Astagfirullaah al'azhii. Subhanallaah.....aku belum pernah bertemu dengan gadis mungil seperti ini, miskin, namun ucapannya penuh dengan rasa syukur. Tanpa pikir panjang aku segera masuk ke Warteg dan ku temui sang pemiliknya.
"Pak, tolong bungkuskan 3 nasi rames komplit buat anak itu, dan saya ingin bapak nanti selama 2 minggu membuat nasi bungkus buat anak ini dan kedua adiknya. Maaf....ijinkan saya untuk membayar orang-orang yang sekarang ini sedang makan," kataku sambil menyerahkan 10 lembar uang 100 ribuan.
Tanpa menghiraukan keheranan beberapa orang disana, aku tinggalkan Warteg sederhana itu. Saat hendak pergi, aku mendapati anak itu sedang berdoa,dan sayup-sayup ku dengar.......

"Ya Allah....rezeki ini bukan dari teteh itu, tapi dari_MU. Aku mohon pada_MU ya Allah, mudahkan urusan teteh itu dan berikan kesehatan lahir dan batinnya. Amiin"

Maha suci Allah,...aku merasakan hatiku sejuk setelah mendengar doa gadis kecil itu. Hangat.....iya, hangat. Aku belum pernah merasakan hal seperti ini. Aku segera menuju mobilku untuk melanjutkan perjalananku,tanpa aku sadari sebuah keajaiban telah menghampiriku tanpa aku sadari. Langkahku lebih ringan. Selama menyetir, aku selalu tersenyum jika mengingat doa gadis itu.
Sampai juga akhirya aku di rumah orangtua Mas Hendri. Tanpa membuang waktu, aku menceritakan penyakitku dan rencana operasiku tiga hari lagi, serta kemungkinan gagalnya. Setelah aku menceritakan kondisiku, ibunda Mas Hendri berkata,"Sarah,...jangan bergurau ah. Kau tampak sehat, segar bugar, dimata bunda, kau jauuuuh lebih cantik dari biasanya". Awalnya aku menganggap ucapan itu adalah penghibur bagiku. Tapi, setiap orang yang aku pamiti, semuanya berpendapat seperti itu. Aneh...!!

@Rumah Sakit Dharmais Jakarta
Tiga hari telah berlalu, dengan ditemani oleh orangtua Mas Hendri, aku akan menjalani operasi pengangkatan payudaraku. Sebelum masuk ruang operasi, serangkaian pemeriksaan aku lalui. Kemudian dokter Surya menjelaskan hasil pemeriksaan. Beliau menyatakan keheranannya, karena tiga hari yang lalu jelas-jelas ada benjolan dalam tubuhku, tapi hari ini, benjolan itu hilang. Alloohu Akbar.....aku tersungkur bersujud, di ikuti oleh yang lainnya. Takbir dan tahmid seketika itu juga memenuhi ruangan kerja dokter Surya. aku heran dengan kejadian ini, apakah ini dikarenakan doa gadis kecil itu..? Atau sedekah yang telah aku keluarkan...? Aku tak tahu. Tapi....yang aku tahu, ALLAH yang mengatur semua ini.

Jum'at, 31 Desember 2010
Wahai perempuan tangguhku...
Aku sudah mengetahui keadaanmu dari suami dokter Layla. Kau tahu,...aku mengkhitbahmu untuk menikahimu. Aku tak hanya ingin memiliki jasadmu, aku juga ingin menikahi jiwamu. Aku tahu kau memilki hati yang indah. Seindah cinta yang telah kau berikan pada duniamu. Itu yang membuatku memintamu, untuk menjadi ibu bagi kedua anak-anakku, dan juga anak-anak kita kelak. (Hendrizal)

Alhamdulillaah. Sepucuk surat dan sebuah Mushaf mungil aku terima dari Mas Hendri lewat paket yang dia kirimkan. Muhammad Hendrizal.....calon suamiku, duda beranak dua.




ini adalah kado terindah dari_MU ya....Allah, karena kudapatkan cinta dipenghujung tahun 2010. Cinta_MU, cintanya dan cinta para 'malaikat kecilnya'...

...........................
@Gunung Puntang, 30/12/2010
Sahabat-sahabatku,...tahun 2011 akan segera tiba. Allah tidak pernah salah menghadirkan setiap peristiwa dalam hidup kita. Yakinlah akan keputusannya, berdo'a......berikhtiar dan berpikir, insya Allah akan menjadi jawaban-jawaban dari pertanyaanku, pertanyaanmu. May Allah always bless us...




copas dari fb nya mba Cinta Rakhmati


https://www.facebook.com/note.php?note_id=182816338414645

Tidak ada komentar:

Posting Komentar