SMILE...^_^

Sabtu, 02 April 2011

Senyum Rejeki Supir Taksi...


" Taksi pak, mari pak, " kata sopir taksi menawarkan jasa taksinya dengan senyum ramahnya. Ada tiga mobil taksi yang ngetem di pintu keluar terminal bus Rawamangun ini bersamanya di depan saya, namun karena pak sopir taksi ini yang aktif menawarkan jasanya sambil tersenyum, dialah yang saya pilih meski secara sekilas kondisi taksinya relatif kalah baru dan bagus dibanding taksi-taksi yang berjajar dengannya.
" Ya, Pak, " jwbku sambil bergegas menuju pintu depan taksi yang dengan cekatan langsung dibukakan pintunya untuk saya.  " Kita ke Duren Sawit pak," kataku. " Baik Pak " jwbnya sigap. Taksipun melaju.

" Maaf pak, bapak sepertinya dari bandara cengkareng ya, dari mana pak? " tanyanya sopan membuka pembicaraan.
" Ya pak, dari Bengkulu pak," jwbku.
" Jam berapa pak dari Bengkulunya?" tanyanya lagi. "Saya maghrib masih di Bengkulu pak " jwbku.
" Wah, saat itu saya masih terkena macet di jalan sudirman pak. Berarti waktu saya di sana (di jalan Jend Sudirman Jakarta), rejeki saya masih di Bengkulu ya pak ", katanya bijak berkesimpulan.
Berkata bijak ternyata bukan hanya monopoli kaum filosof. Tetapi juga bisa keluar dari mulut seorang sopir taksi bersahaja yang saya temui malam ini sambil tersenyum ramah.
Mendengar ceritanya tentang rezekinya tersebut, saya tersenyum.

" Bapak tahu mengapa saya memilih menaiki taksi bapak sedangkan di situ juga ada taksi yang lainnya? " tanya saya memancing.
"Tidak tahu pak" jwbnya datar.
" Saya memilih menaiki taksi bapak karena bapak aktif menawarkan jasa bapak sambil tersenyum ramah kepada saya," kata saya. Ia pun tersenyum kembali setelah mendengar alasan saya tersebut.

Saat itu sudah hampir tengah malam, karena keasyikan ngobrol hal-hal lainnya, tak terasa sebetulnya kami sedang mengalami kemacetan yang tidak lazim di tengah perjalanan kami tepatnya di jalan raya Jatinegara Kaum. Apalagi setibanya di pertigaan setelah kami bersabar antri, malahan di suruh memutar balik arah karena jalan raya arah Klender ditutup disebabkan sedang ada perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW di Mesjid Klender.

" Wah, jadi jauh nih pak harus memutar lewat cipinang pak," katanya.
" Gak apa-apa pak, kita maklumi pak, kita jalani saja dan lagi kan itu berarti juga rejeki bapak malah tambah jadinya, hehehe..." ujar saya balik menghiburnya.
Setelah jalan memutar melewati daerah cipinang terlebih dahulu, tiba mendekati kolong jembatan Klender kami pun ternyata kembali terkena kemacetan lagi yang disebabkan bubarnya jemaah setelah menghadiri perayaan Maulud di Mesjid Klender tersebut. Lagi-lagi kami tetap bersabar di tengah kemacetan yang sudah kami ketahui penyebabnya ini.

" Bapak sepertinya juga sudah terbiasa dengan kemacetan di Jakarta ya pak?" tanyanya.
" Saya memang lahir dan besar di sini pak, jadinya mau gak mau ya memang harus terbiasa dengan kemacetan, tapi saya rasa tetap bapak kan yang lebih sering bertemu kemacetan di banding saya karena memang sudah kerjaannya di jalanan kan, 'jam terbang' bapak terkena kemacetan di Jakarta pasti jauh lebih 'tinggi' dibanding saya..." ujarku.
" Ah, bapak bisa aja..." balasnya sambil tersenyum kembali.

=====

Saya banyak belajar dari pak sopir taksi yang sederhana dan murah senyum itu. Saya menangkap makna profesi di sang sopir taksi itu. Saya merasakan bahwa sang sopir taksi tersebut memiliki rasa bangga terhadap profesi yang dijalaninya demi mencari rezeki.

Perkataannya tentang bahwa rezekinya masih berada di Bengkulu saat ia masih terkena kemacetan di jalan Jendral Sudirman Jakarta, menurut saya adalah sebuah ungkapan bahwa ia sangat meyakini adanya kekuatan di luar dirinya yaitu kekuatan Tuhan. Tuhan-lah yang mengatur dan Sang Pembagi Rezeki dan ia paham betul bahwa rezeki itu datangnya bisa tidak disangka-sangka.

Tetapi sementara sopir di atas sudah mempraktekkan pemahaman itu di kehidupan keseharian, kita sendiri barangkali masih berkutat pada tataran teori.
Jika Nabi Musa pernah belajar kepada Khidir, kita yang bukan siapa-siapa ini tak ada salahnya belajar pada orang-orang sederhana seperti sopir taksi di atas ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar