SMILE...^_^

Sabtu, 24 September 2011

mencerna kesan kehidupan


Dalam perjalanan mengendarai kendaraan, saya melihat sebuah pesawat terbang diatas pandangan saya yang seolah-olah berhenti. Setahu saya, pesawat terbang melaju dengan kecepatan 830km/jam. Kendaraan yang saya kendarai saat itu melaju dengan kecepatan 80km/jam, jadi kira-kira hanya 1/10 dari kecepatan pesawat. Sejenak saya bingung, mengapa pesawat yang saya lihat seolah-olah berhenti di udara?
Setelah saya ketahui, ternyata pesawat terbang yang saya lihat di atas tersebut tidaklah berhenti, ia melaju dengan kecepatan yang sama. Ia tampak seolah-olah berhenti karena saya sedang melaju kearah yang berlawanan dengan kecepatan yang lebih lambat.

Saya jadi teringat dengan kehidupan.
Banyak dari kita yang melihat bahwa lingkungan seakan-akan tidak berubah. Ia melihat semua stagnant. Seseorang merasa telah melakukan sesuatu namun semua yang dilihat tetap tidak berubah. Apa yang terjadi?
Seperti saat kita melihat pesawat yang seolah-olah berhenti tadi. Kehidupan sebenarnya sedang begerak dengan kecepatan yang tinggi. Ia sedang berubah bahkan pada setiap detik yang ada. Bagaimana dengan kita? Apabila saat itu kita melihat lingkungan sedang mengalami stagnancy , kitaharus segera sadar dan sepenuhnya sadar bahwa bukan lingkungan yang berhenti! Saat itu kita sedang bergerak lebih lambat bahkan berlainan arah dengan arah bergeraknya kehidupan.

Kita akan dengan jernih melihat hal-hal seperti itu dan setelah kita sadar lalu kita memperbaiki laju pergerakan kita, menentukan arahnya dan menambah kecepatan pergerakan jiwa kita.
Semua yang terlihat ( seperti berhentinya pesawat tadi ) adalah ‘kesan’ dari semua peristiwa yang mampir di kehidupan kita. Apabila anda mempraktekkan latihan pada artikel ke 8, maka anda dapat melihat dengan jelas yang dinamakan ‘kesan’ tersebut.

Sekarang, setelah kita di bombardier oleh kesan sepanjang hari dalam kehidupan ini, apa yang bisa kita lakukan dengan serangan kesan tersebut?
Sekarang saya mengajak anda untuk melihat system pencernaan anda. Anda memasak nasi agar nasi lebih mudah dicerna daripada beras. Anda merebus sayuran supaya beberapa jenis sayuran juga bisa lebih dicerna oleh tubuh kita. Pada saat setelah anda memakan makanan, semua makanan itupun kembali dicerna dengan jalan dihancurkan oleh enzyme-enzyme dari pancreas dan hati.

“Hal yang sama terjadi juga pada ‘kesan-kesan’ yang akan masuk ke dalam diri anda. Kesan tersebut dapat anda cerna, dapat anda hancurkan, dan anda proses kemudian diubah dalam jiwa anda.”

Dengan cara yang sama seperti ketika system pencernaan anda menerima makanan dan menolak makanan tertentu, demikian juga dengan pikiran kita yang membantu mencerna ‘kesan kehidupan’.
Sekarang kita akan flash back terlebih dahulu. Apakah selama ini anda menyadari bahwa anda harus mencerna kesan kehidupan tersebut?
  • Bagaimana apabila anda makan beras dan bukan makan nasi?
  • Bagaimana apabila anda makan kentang mentah dan tidak direbus terlebih dahulu?
  • Bagaimana jadinya apabila pencernaan anda terganggu dan makanan yang anda makan tidak dapat dicerna di dalam perut?

Itulah yang terjadi apabila anda tidak melakukan proses mencerna terlebih dahulu, padahal pada pikiran anda telah tersedia system pencernaan untuk mengolah kesan tersebut.

“Kejernihan adalah mudahnya jiwa anda menampung makanan dari kesan kehidupan yang telah dicerna oleh pikiran”

Dalam tradisi meditasi kuno, proses mencerna kesan ini dinamakan Vairagya, atau apabila saya tulis dalam bahasa modern adalah proses transmutasi.
Latihan ini berkaitan dengan latihan pada artikel pertama. Apabila anda telah melakukan latihan pada artikel pertama, anda akan dengan mudah melanjutkan pada teknik ini.

Latihan ini akan memudahkan anda mencerna kesan kehidupan sebelum masuk ke dalam diri anda.
  • Bersamaan dengan menarik nafas, ingat semua kesan yang hadir saat itu ( biasanya kesan yang paling besar dan paling menghantui kehidupan ) entah itu masalah trauma, masalah emosi, bertengkar dengan orang lain, kegagalan, atau apapun juga. Saat bersamaan dengan tarikan nafas, kesan itu akan menyisakan intisari situasi, seperti kemarahan, rasa bersalah, luka, kesedihan.
  • Tahan nafas anda sebentar, dan bayangkan semua intisari yang anda dapatkan pada saat menarik nafas tadi masuk dalam sebuah mesin daur ulang. Apabila anda termasuk orang yang susah berimajinasi, maka cukup ucapkanlah dalam diri anda: “semua kesan yang masuk dalam diriku saat ini sedang aku saring dalam pikiranku
  • Keluarkan nafas perlanan dan  bayangkanlah semua sampah hasil daur ulang tadi anda lemparkan ke alam semesta. Atau ucapkan dalam diri anda: “ semua sampah yang tidak berguna dari kesan kehidupan aku kembalikan ke alam semesta

Apa gunanya Vairagya ini?
Jawabnya sama seperti pertanyaan: bagaimana apabila system pencernaan dalam perut anda terganggu?
Saat ini, setelah anda menyadari bahwa apabila selama ini anda tidak pernah mencerna kesan yang masuk, dan membiarkan kesan tanpa dicerna merusak system di dalam diri anda, anda segera menyadari bahwa ‘oh itulah sebabnya diri saya belum jernih!’

Salam Jernih & Damai
Agung Webe – http://www.agungwebe.net
Bekasi, 13 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar