Pada siang yang panas, Nabiullah Sulaiman As berjumpa dengan seekor Semut yang sedang melata di atas batu. Nabi Sulaiman heran, bagaimana cara semut itu hidup di atas batu kering, di padang pasir yang tandus pula. Karena mukzizat Nabi Allah Sulaiman adalah mampu bercakap-cakap dengan hewan, beliau lalu bertanya:
“Egkau yakin akan ada makanan yang cukup untukmu, di atas batu kering ini?"
“Yakin sekali, bahwa rezeki yang mengatur adalah Allah. Aku percaya itu, walau aku berada di padang pasir tandus sekalipun!”
Nabi Allah Sulaiman terus bertanya: "Berapa banyak yang engkau butuhkan untuk makan sebulan? Apa pula yang engkau makan?”
"Aku makan hanya sebiji gandum untuk kumakan dalam sebulan. Kira-kira sebanyak itu", jawab semut.
"Kalau makanmu hanya sebiji gandum untuk sebulan, mengapa harus berpayah-payah melata di atas batu itu? Mari kubantu dirimu", Nabi Sulaimana menawarkan bantuan.
Beliau lalu mengambil sebuah wadah, lalu semut itu dimasukkannya ke dalam wadah itu, kemudian ke dalamnya dimasukkan sebiji gandum, lalu ditutup. Tinggallah semut di dalam wadah itu dengan sebiji gandum selama satu bulan.
Satu bulan berlalu. Kemudian Nabiullah Sulaiman membuka wadah tersebut. Namun beliau hanya melihat gandum itu hanya dimakan setengah saja oleh Semut. Beliau lantas menegur:
"Kamu bohong! Bukankah kamu bilang, makanmu hanya sebiji gandum sebulan. Tapi ini sudah sebulan, namun gandum itu hanya habis setengahnya saja. Bagaimana ini?”
"Aku tidak bohong. Jika engkau lepaskan aku, aku bebas pergi kemana saja. Aku bisa makan apapun yang kujumpai dan banyak yang dapat kumakan.Tapi umlahnya kira-kira sama dengan sebiji gandum selama sebulan. Itulah makanan yang kucari sendiri dan rezeki itu dari Allah dan Allah tidak pernah lupa padaku. Tetapi bila aku dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup, rezekiku bergantung hanya yang ada di dalam wadah itu saja, yang itu darimu. Bisa saja aku tidak percaya padamu. Itu sebabnya aku hanya makan setengahnya saja dari biji gandum itu, supaya tahan dua bulan. Aku khawatir kamu bisa saja lupa memberi aku makan".
Subhanallaah, itu jalan fikiran Semut! Sementara manusia? Para koruptor malah saking takutnya tidak makan esok hari, mereka melakukan apapun untuk menumpuk-numpuk harta kekayaan, walau harus dengan menggarong harta Negara. (OWL SNOWY).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar