Jurnal Bogor, 15 August 2010 Rubrik: Halaman Depan Yang terpikir tentang hubungan puasa dengan kesehatan adalah pengaruh antara menahan lapar dan dahaga di siang hari terhadap kesehatan. Bila di lihat lebih jauh lagi pengalaman dari dulu tidak ada orang yang mati atau jatuh sakit yang berat akibat berpuasa di bulan Ramadhan. Sedang untuk mereka yang benar-benar sakit, dari sejak awal Allah sudah mengizinkan mereka untuk tidak berpuasa, dan dibolehkan menggantinya dengan membayar fidyah. Tetapi untuk orang yang sehari-hari sehat, menunda makan minum selama 14 jam bukanlah hal yang akan membahayakan kesehatan dan jiwa . Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukshah (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim) Daya tahan manusia terhadap tidak adanya makanan dan minuman yang masuk ke tubuhnya cukup besar. Manusia sehat dapat bertahan hidup selama 2 minggu, meskipun tanpa makanan sama sekali, asal tetap minum air. Sedangkan jika selain tidak makan juga tidak minum sama sekali, ia dapat bertahan selama 1 minggu. Jadi dapat dikatakan tidak ada pengaruh buruk bagi manusia yang hanya berpuasa selama 14 jam . Penelitiaan medis terhadap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan pernah dilakukan oleh Muazzam dan Khaleque dan dilaporkan dalam majalah Journal of Tropical Medicine pada 1959. Juga oleh Chassain dan Hubert, yang dilaporkan dalam Journal of Physiology pada 1968. Mereka menemukan bahwa tidak ada perubahan kadar unsur kimia dalam darah orang berpuasa selama bulan Ramadhan. Kadar gula darah memang menurun lebih rendah daripada biasanya pada saat-saat menjelang magrib, tetapi tidak sampai membahayakan kesehatan. Kadar asam lambung akan meningkat pada saat menjelang magrib di hari-hari pertama puasa, tetapi selanjutnya akan kembali menjadi normal. Barangkali itu pula sebabnya puasa diwajibkan hanya kira-kira 14 jam saja. Ketika pengaruh menahan lapar dan dahaga selama 14 jam di siang hari tidak berpengaruh terhadap kesehatan, yang sebenarnya lebih besar manfaatnya bagi kesehatan dalam berpuasa sebenarnya adalah niat dan kemauan untuk menahan nafsu. Sebagian besar penyakit yang diderita manusia berkaitan dengan perilaku manusia , seperti penyakit infeksi, muntaber, jantung, stres, kista, tumor, kanker erat kaitannya dengan perilaku tidak sehat manusia. Penyakit muntaber bermula dari akibat tidak menjaga kebersihan makanan dan lingkungan . Penyakit kelamin bermula dari akibat “membeli” penyakit dari bukan pasangan suami istri . Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit-penyakit akibat stres (termasuk sakit lambung), itu semua sangat erat kaitannya dengan ketidakmampuan menahan diri. Tidak mampu menahan diri ketika melihat pesaing lebih maju, tidak mampu menahan amarah, dan tidak mampu menahan diri untuk bersabar. Bagi yang sedang marah, baik yang dipendam maupun dinyatakan, sedang “panas hati” oleh sebab apa pun, atau sedang dilanda rasa tidak sabar, akan meningkat kadar hormon katekholamin dalam darahnya. Hormon katekholamin ini akan memacu denyut jantung, menegangkan otot-otot, dan menaikkan tekanan darah. Semua itu, jika dibiarkan berlangsung lama, akan membahayakan kesehatan dan mempercepat proses penuaan. Ingat akan puasa ketika hendak marah, ketika tidak sabar, atau ketika panas hati, akan mematahkan terjadinya peningkatan kadar hormon kelompok katekholamin dalam darah. Efek inilah yang sebenarnya lebih besar pengaruhnya terhadap kesehatan dalam pengertian yang positif, karena ia akan menghindarkan seseorang dari efek buruk akibat kadar hormon kelompok katekholamin yang meningkat secara berlebihan ketika orang marah, kesal, panas hati, dan tidak sabar. Puasa sebenarnya mengandung pesan agar orang menghindari perilaku yang tidak sehat, termasuk perilaku yang didorong oleh emosi. Hanya dengan demikian puasa akan memberi manfaat yang besar terhadap kesehatan dan membantu memperpanjang harapan hidup. WAALLAHUALAM !!! Sumber : http://www.jurnalbogor.com/?p=119712 |
Begitu indahnya bila kita memiliki hati yang bersih, pikiran yang selalu positif, dan tindakan yang lurus. Kita akan memandang diri kita penuh dengan rasa syukur. Apapun yang kita miliki dan terima, semua dikembalikan lagi kepada Allah. Karena Allah akan memberikan nikmat yang lebih banyak lagi bila hamba-Nya bersyukur pada-Nya.
Selasa, 15 Maret 2011
Pintu Langit Dibuka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar