Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================
Setiap pelukis pasti menandai lukisannya dengan tanda tangannya. Seorang Basuki Abdullah misalnya, disetiap lukisannya pasti ada tanda tangannya. Walaupun tanpa tanda tangan Basuki Abdullah pun, sebenarnya para pengamat lukisan pasti dapat mengenal i bahwa itu adalah lukisan karya Basuki Abdullah. Karena setiap pelukis memiliki gaya dan karakter tersendiri yang menjadi cirri lukisannya.
Bagaimana dengan Allah sang Maha Pencipta? Tanpa tanda apapun kita dapat mengenali dan meng-imani bahwa alam semesta ini adalah ciptaanNya. Mengapa? Karena kita tahu dari hasil penelitian selama ini, betapa rumitnya dan betapa teraturnya alam semesta ini, yang menandai bahwa alam semesta beserta isinya adalah buah karya dari sosok sang Maha Pencipta. Tidak mungkin alam semesta yang serumit ini, semuanya berkait berkelindan terajut dengan sempurna, adalah hasil dari kebetulan belaka sebagaimana disangkakan oleh orang-orang atheis.
Lalu, apakah Allah membubuhkan tanda Nya pada makhluk ciptaanNya?? Ya, sahabat semua, Allah tidak lupa membubuhkan tanda tangaNya pada diri manusia. Mengapa? Karena manusia adalah buah karya yang terbesar, sosok makhluk yang diberiNya sebagian dari sifat-sifat Allah sendiri, dan sosok makhluk yang paling indah yang pernah Allah ciptakan. Dengan kata lain, manusia adalah “master piece” atau karya terbesar dari Allah SWT.
Oleh karena itulah dalam diri manusia terdapat tanda tangan Allah. Baik dia kafir maupun beriman, entah Ia percaya akan adanya Allah atau atheis, baik ia menyangka Allah itu Esa ataupun menyangka Allah itu lebih dari satu, baik manusia itu menyangka Allah berbeda dari semua makhluk ataupun orang itu menyangka Allah itu menyerupai manusia.. tetap saja semua memiliki tanda tangan Allah yang sama.
Tanda itu terdapat pada telapak tangan semua manusia. Jika kita lihat pada telapak tangan kanan kita, nampak secara garis besar, guratan garis tangan yang menyerupai tanda “I” dan “Λ” dalam angka arab IΛ adalah symbol angka “18”. Sedangkan pada telapak tangan kiri kita akan nampak secara guratan garis tangan yang menyerupai tanda “Λ” dan “I” dalam angka arab ΛI adalah symbol angka “81”. Mungkin pada beberapa orang ada yang guratan ini tidak jelas atau titik temunya tidak rapat, namun jika kita tilik dengan seksama, tetap saja membentuk tanda “IΛ” dan “ΛI”. Jika kita jumlahkan angka ini 18 + 81 = 99. Angka 99 ini adalah banyaknya nama-nama Allah atau dikenal dengan Asmaul Husna yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.
Mungkin sebagian orang yang skeptic menganggap ini adalah hasil dicocok-cocokan saja, atau buah dari kebetulan saja. Orang seperti ini sama seperti orang atheis tadi yang menganggap kerapihan dan kerumitan alam ini adalah buah dari kebetulan belaka.
Kita ambil perumpamaan jika kita lempar sebuah dadu, terkadang muncul bagian atas adalah no.1, terkadang no. 6 dan terkadang nomer lainnya. Jika kita lempar dadu 3X berturut turut mendapat angka 6 terus, mungkin kita masih bilang itu terjadi kebetulan saja. Tapi bila ratusan kali kita lempar dadu, atau bahkan jutaan dan miliaran kali kita lempar dadu, keluarnya angka 6 terus, pasti Anda akan berkesimpulan dadu ini sudah diakali dan disengaja agar keluar angka 6 terus. Tidak mungkin ini adalah hasil dari kebetulan. Artinya ada keterlibatan oknum berakal dibalik kemunculan dadu yang teratur tsb.
Demikian pula diri manusia. Jika sekali-kali tanda di tangan itu ada, sekali kali tidak ada, maka bolehlah kita mengatakan bahwa tanda itu tercipta karena kebetulan belaka. Tapi jika setiap manusia, milyaran manusia di bumi ini memiliki tanda goresan tangan yang sama, maka pasti ini adalah sesuatu yang disengaja dan diatur.
Jadi sahabat semua, jika dalam diri kita sudah tergores tanda tangan Allah sendiri, yaitu 99 nama Allah, tidak malukah jika kita tidak beriman padaNya? Jika dalam diri kita sudah tergores tanda tangan Allah sendiri, yaitu 99 nama Allah, masihkah kita mencari-cari Tuhan lain selain Allah? Masihkah kita beriman pada nama-nama Tuhan lain selain Allah? Tuhan manakah yang engkau sembah? Tuhan yang memiliki 99 asmaul husna? Ataukah Tuhan yang bapak dan nenek moyang kalian saja yang mengada-adakan? Janganlah engkau membodohi diri sendiri. Renungkanlah dengan hati jernih sahabatku…
Wassalam..semoga bermanfaat
--------------------------------------
From : Budi Santosa
Grup ( Pondok Curhat..Kado Istimewa, Solusi, Pesan dan Kesan Untuk kawula Muda )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar