KEMARAHAN dan kebencian akan membuat kinerja otak menjadi turun.
Mekanisme sistem limbik bakal ‘dikuasai’ oleh Amygdala sebagai sumber
emosi, sehingga sinyal-sinyal pikiran – logika dan rasio – dari kawasan
prefrontal cortex menjadi terhambat untuk menyeimbangkan kinerja ‘Hati
Dalam’ di limbic system itu.
Para pelaku tasawuf menyebutnya sebagai ‘hati yang terhijab’.
Al
Qur’an menyebutnya sebagai ‘hati yang berpenyakit’. Getaran sistem
limbik yang tidak seimbang itu bakal diresonansikan ke jantung (qalbu)
dan diteruskan ke seluruh tubuh, termasuk yang bekerja lewat sistem
hormonal sebagai penjaga keseimbangan (homestasis) tubuh kita.
Sehingga, orang yang dalam kondisi seperti ini akan mengalami
ketidakseimbangan fisik maupun psikis. Jika diterus-teruskan, ia bakal
‘sakit badan’ maupun ‘sakit jiwa’. Makanya, jangan suka marah-marah,
apalagi penuh kebencian…
QS. Al Baqarah (2): 10
”Di dalam HATI mereka ada PENYAKIT, lalu ditambah Allah penyakitnya (karena mereka terus memupuk di dalam perilakunya)…”
”Di dalam HATI mereka ada PENYAKIT, lalu ditambah Allah penyakitnya (karena mereka terus memupuk di dalam perilakunya)…”
QS. Asy Syuura (42): 37
Dan orang-orang yang (beriman) menjauhi dosa-dosa besar serta perbuatan- perbuatan keji. Dan apabila mereka MARAH mereka (segera) MEMAAFKAN.
Dan orang-orang yang (beriman) menjauhi dosa-dosa besar serta perbuatan- perbuatan keji. Dan apabila mereka MARAH mereka (segera) MEMAAFKAN.
~ salam ~
http://catatanagusmustofa.wordpress.com/2013/03/04/kemarahan-dan-kebencian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar